Cheng Yu Pilihan: Dahlan Iskan

Dahlan Iskan--
Founder Harian Disway
-------
Dahlan Iskan ingin terus bisa menyepi dalam keramaian. "Karena dunia ini begitu meriah, begitu gegap gempita, begitu ambisius orang-orangnya, begitu rakus orang-orangnya, maka diperlukan sebuah kontemplasi," kata founder Harian Disway itu, Rabu malam, 2 Juli 2025.
Kendati demikian, menurut Dahlan, untuk bisa berkontemplasi di tengah keramaian, hiruk pikuk kerakusan, dan segala macam ingar bingar, amatlah sangat tidak mudah. Namun, walau bagaimanapun, tetap harus diusahakan.
Persis Dahlan, Qu Yuan, negarawan besar yang kematiannya pada kisaran 278 SM menjadi cikal bakal masyarakat Tiongkok menggelar Festival Perahu Naga (端午节), juga nawaitu untuk "uzlah" dari kebobrokan negerinya saat itu.
Dalam elegi panjangnya yang berjudul Duka Perpisahan (离骚 Li Sao), Qu Yuan lantang menulis, "Aku akan tetap pegang teguh integritas, dan tak akan pernah menyesal kendati harus mati berkali-kali karenanya" (举世皆浊我独清,众人皆醉我独醒).
Di kesempatan lain, Qu Yuan dalam syair bertajuk Nelayan (渔父 Yu Fu), juga tegas menyatakan, "Ketika semua orang di dunia berkubang dalam kejahatan, aku akan tetap menjadi orang yang bersih sekalipun sendirian; ketika semua orang mabok, aku akan tetap menjadi orang yang sadar sekalipun sendirian" (举世皆浊我独清,众人皆醉我独醒).
Tentu, untuk bisa begitu, diperlukan ikhtiar untuk "闹中取静" (nào zhōng qǔ jìng): mencari ketenangan di tengah keberisikan. Sebab, filsafat konfusianisme menyebut, "Dengan tenang akan bisa damai; dengan damai akan bisa berpikir jernih" (静而后能安,安而后能虑).