Asli ITB

--
Dasar penetapan kelahiran Bung Karno di kota Surabaya adalah buku induk kependudukan yang dibuat oleh pemerintah Jepang di tahun 1942. Di situ disebutkan Bung Karno lahir di Kota Surabaya. Sangat jelas: Kota Surabaya. Bukan hanya Surabaya.
Bagi orang seperti Binhad penyebutan ''kota Surabaya'' di buku Jepang tidak menggoyahkan pendapatnya.
"Tidak ada narasi yang kuat bahwa di rumah Gang 4 Jalan Pandean itu tempat lahir Bung Karno," kata Binhad. Tidak ada bukti apa pun. Dari riwayat kepemilikan rumah itu pun tidak bisa didapat bukti bahwa Bung Karno lahir di situ.
"Saya menemukan saksi-saksi bahwa Bung Karno lahir di Ploso, Jombang," ujar Binhad. "Saya menemukan siapa orang yang membantu kelahiran Bung Karno," ujarnya. Pun siapa yang menanam ari-arinya. Siapa pula wanita pengasuh bayi yang saat itu bernama Kasno. Bahkan siapa yang menyunat Bung Karno.
Rumah tempat Kasno lahir itu kini sudah roboh. Tinggal fondasinya: 8 x 12 meter. Lahannya sendiri sekitar 3.000 m2. Letaknya di sebelah bekas stasiun kereta api Ploso.
Di rumah itulah orang tua Kasno tinggal selama enam tahun. Ayah Bung Karno, Raden Soekemi Sosrodihardjo, mendapat tugas mengajar di Ploso. Sang ayah memang seniman, tapi juga seorang guru.
Pegawai pemerintah Belanda yang mendapat tugas di Ploso mendapat rumah tinggal. Soekemi dapat rumah dinas di situ. Melahirkan Bung Karno di rumah itu. Begitu Soekemi dipindah dari Ploso rumah itu ditempati pegawai lain. Berganti-ganti. Termasuk pejabat stasiun kereta api Ploso.