Jalan Penghubung Tanjung Kupang Baru–Pajar Bakti Rusak Parah: Warga Terpaksa Gotong Royong

Warga Desa Tanjung Kupang Baru saat gotong royong memperbaiki jalan-Koranlapos.com-Sumantri

Koranlapos.com – Kondisi jalan penghubung antara Desa Tanjung Kupang Baru dan Desa Pajar Bakti, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, kian memprihatinkan. Kerusakan yang semakin parah, terutama saat musim hujan, menyulitkan warga dalam beraktivitas sehari-hari.

Kerusakan terparah terjadi di wilayah Dusun II, Talang Padang. Genangan air yang tidak kunjung surut menutup hampir seluruh badan jalan, sehingga warga terpaksa mengambil langkah darurat.

Akhir pekan lalu, warga bersama Pemerintah Desa Tanjung Kupang Baru melakukan gotong royong dengan menggali parit sementara untuk mengalirkan air dari badan jalan agar akses tetap bisa digunakan.

“Kami sangat berterima kasih atas kekompakan dan kepedulian warga yang bersedia bergotong royong, meskipun hanya dengan alat seadanya,” ungkap Kepala Desa Tanjung Kupang Baru, Jumadi, Rabu 2 Juli 2025.

BACA JUGA:Direktur Teknologi Engineering & Berkelanjutan Tinjau Efektivitas dan Implementasi HSSE Control Center di S2JB

BACA JUGA:Pembentukan Posbankum, Bupati Lahat: Desa Harus Sadar Hukum

Jumadi berharap agar pemerintah daerah segera turun tangan melakukan perbaikan permanen, mengingat jalan tersebut merupakan akses vital bagi warga dua desa untuk keperluan pendidikan, kesehatan, dan kegiatan ekonomi.

Hal senada disampaikan Efendi, warga Dusun II. Ia menuturkan bahwa selama ini warga hanya mengandalkan swadaya untuk memperbaiki jalan yang sering dilalui kendaraan roda dua, truk pengangkut hasil kebun, serta anak-anak sekolah.

“Kalau hujan, jalan ini seperti sungai. Motor sering mogok, anak-anak takut berangkat ke sekolah. Kami butuh perhatian serius dari pemerintah,” ujar Efendi.

Kerusakan jalan ini juga berdampak pada sektor ekonomi. Para petani mengaku kesulitan mengangkut hasil kebun ke pasar karena kendaraan tidak bisa melintas. Akibatnya, ongkos angkut melonjak karena sopir enggan masuk ke wilayah terdampak tanpa bayaran tambahan.

Pihak desa menyatakan telah beberapa kali melaporkan kondisi tersebut ke tingkat kecamatan dan kabupaten, namun hingga kini belum ada tindak lanjut atau kejelasan jadwal perbaikan.

“Kami sudah mengirim surat dan dokumentasi ke dinas terkait. Mudah-mudahan tahun ini bisa masuk dalam anggaran,” ujar seorang perangkat desa yang enggan disebutkan namanya.

Warga berharap, gotong royong ini tidak menjadi solusi permanen. Mereka mendesak adanya perbaikan infrastruktur yang lebih layak, seperti pengerasan atau pengecoran jalan, agar akses antar desa kembali lancar dan aman digunakan sepanjang waktu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan