Ramu Umar

Ramu Umar--
Saat itu Umar sudah bergabung ke kelompok militan Islam di Moro. Begitu mendengar ada gadis yang baru saja lari ke kamp militan, Umar mengatakan ingin mengawini gadis itu. Padahal, Umar belum tahu namanyi. Belum tahu wajahnyi.
Umar langsung menghadap komandan kamp militan. Ia menyatakan ingin mengawini gadis itu. Meski belum melihat sendiri wajah si gadis, hatinya sudah terpikat.
"Saya di sini hanya guru, bukan orang tuanyi," ujar komandan militan di kamp itu. "Kalau mau mengawininyi, harus datang ke orang tuanyi," tambahnya.
Umar pun pergi ke General Santos. Ia menemui orang tua si gadis. Ia melamar.
"Bagaimana mau mengawininyi. Dia masih sekolah SMA," reaksi sang ayah.
"Tidak akan mengganggu sekolah. Setelah pernikahan, seminggu kemudian boleh masuk sekolah lagi," jawab Umar.
Setelah berhasil membuat calon mertua yakin, Umar mengajukan permintaan ke calon mertuanya itu. Yakni, agar mereka bersedia hadir dalam pernikahan mereka.