Chery Akan Memproduksi Mobil di Eropa di Fasilitas Volkswagen

Foto: Pabrikan otomotif Chery dikabarkan hampir mencapai kesepakatan dengan Volkswagen-Yni/Lapos-
Lahat Pos - Pabrikan otomotif Chery dikabarkan hampir mencapai kesepakatan dengan Volkswagen untuk memanfaatkan salah satu pabriknya di Jerman guna memproduksi model di luar Tiongkok.
Meskipun Volkswagen belum dipastikan tengah berunding dengan Chery, dua fasilitasnya di Dresden dan Osnabruck telah ditetapkan untuk ditutup karena permintaan menurun dan meningkatnya persaingan dari pesaing yang berbiaya rendah yang bersumber dari Tiongkok.
Dilaporkan Drive pada Kamis (1/5) waktu setempat, Wakil presiden Chery International Charlie Zhang mengatakan bahwa masih ada beberapa rintangan yang harus diatasi sebelum merek tersebut dapat mulai diproduksi di Jerman.
BACA JUGA:Hyundai Akan Hentikan Sementara Produksi Ioniq 5 Dan Kona
"Kita perlu mempelajari rencana kelayakan, karena di Jerman, situasinya sangat, sangat rumit," kata Zhang.
Menurut Zhang, rintangan tersebut mencakup analisis yang lebih komprehensif tentang biaya, rantai pasokan, dan biaya tenaga kerja.
Akhir tahun lalu, Volkswagen mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menutup beberapa fasilitas setelah CEO Grup Oliver Blume berbicara kepada para pekerja dan memberi tahu media bahwa manufakturnya "tertinggal dalam hal daya saing".
Sebagian besar dari hal ini adalah peralihan cepat pasar Eropa ke kendaraan listrik, di mana Volkswagen telah berjuang untuk tetap bersaing dengan pesaing yang jauh lebih terjangkau dari merek-merek China seperti BYD, Chery, Geely, Leapmotor, dan Deepal.
BACA JUGA:Mobil Hibrida Bantu Hyundai Capai Rekor Penjualan di AS
Merek-merek Tiongkok ini seringkali memiliki harga jauh di bawah harga eceran yang direkomendasikan untuk kendaraan listrik (EV) Volkswagen baik di Eropa maupun di seluruh dunia.
Misalnya, harga SUV menengah Volkswagen ID.4 mulai dari $59.990 sebelum biaya di jalan lokal, sedangkan Geely EX5 mulai dari $40.990.
Jika Chery berhasil mendapatkan fasilitas produksi di Eropa, hal itu dapat memungkinkan merek tersebut menghindari tarif setinggi 45 persen untuk kendaraan buatan China yang diimpor ke Uni Eropa (UE). (*)