Gema Sukacita Paskah 2025: Kebangkitan Kristus dan Tanggung Jawab Lingkungan

Suasana khidmat dan penuh sukacita menyelimuti misa Vigili Paskah di gereja Santa Maria Pengantara Rahmat Ilahi Lahat pada Sabtu (19/4) malam. --
Lahat Pos - Suasana khidmat dan penuh sukacita menyelimuti misa Vigili Paskah di gereja Santa Maria Pengantara Rahmat Ilahi Lahat pada Sabtu (19/4) malam.
Misa diikuti oleh umat Katolik memenuhi gereja hingga tenda yang telah disiapkan pada halaman depan dan samping gereja.
Perayaan yang berlangsung dari pukul 17.30 WIB hingga 20.30 WIB ini menjadi puncak dari rangkaian pekan suci, setelah sebelumnya umat menjalani peringatan Minggu Palma, Kamis Putih dan Jumat Agung.
Misa malam Paskah dipimpin oleh Romo RD Paulus Tugiyo selaku romo paroki Gereja Santa Maria Pengantara Rahmat Ilahi Lahat. Misa berlangsung dalam tiga bagian utama, yakni Upacara Cahaya, Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi.
Kekhusyukan semakin terasa takkala gereja yang sebelumnya gelap, dipenuhi oleh cahaya lilin yang berasal dari para umat pada upacara cahaya. Banyaknya umat yang hadir memenuhi gereja dalam misa malam paskah ini, menambah sukacita dalam perayaan misa.
Dalam homilinya, Romo RD Paulus Tugiyo mengangkat tema paskah tahun ini yaitu, Keluarga dan Komunitasku Bangkit Menyelamatkan Bumi dan Isinya.
Ia mengajak umat untuk bersyukur atas kasih Allah yang menyelamatkan manusia melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus. Romo Tugiyo menegaskan bahwa kebangkitan Kristus hendaknya mendorong kita untuk bangkit pula—tidak hanya secara rohani, tetapi juga dalam tanggung jawab menjaga ciptaan Tuhan.
Mengutip Kitab Kejadian, “Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik,” Romo mengingatkan pentingnya merawat bumi sebagai rumah bersama. Ia mengajak umat untuk merawat dan menjaga alam seperti yang diciptakan oleh Tuhan.
Selain itu dalam homilinya Romo Tugiyo juga menyampaikan seruan agar umat tidak tinggal diam dalam kerusakan alam yang terjadi, keluarga sebagai bagian dalam gereja harus memulai tindakan nyata untuk turut serta menyelamatkan bumi dalam skala kecil.
Selain itu Romo Tugiyo dalam homilimya juga mendorong gerakan konkret seperti menanam pohon, membersihkan sungai dari sampah, dan mengurangi penggunaan plastik, serta mendukung kebijakan yang melindungi lingkungan hidup pada masyarakat.
Misa ditutup dengan suasana sukacita Paskah, dimana Umat saling mengucapkan Selamat Paskah secara bersama.
Dengan harapan, Umat pulang dengan semangat baru untuk meneruskan karya keselamatan Kristus dalam kehidupan nyata—dimulai dari keluarga, menuju komunitas, dan berlanjut dalam kepedulian terhadap bumi, rumah bersama umat manusia.
Selamat Paskah!. (Yani/prw)