Daun Pisang Tak Cuma Jadi Bungkus Makanan, Ternyata Memiliki 6 Manfaat untuk Kesehatan
Daun Pisang Tak Cuma Jadi Bungkus Makanan, Ternyata Memiliki 6 Manfaat untuk Kesehatan, foto : ilustrasi, google - riautribunecom--
Penelitian menunjukkan, kadar gula darah pada hewan penderita diabetes mulai menurun ketika hewan penderita diabetes diberikan ekstrak daun pisang.
Tak hanya menurunkan kadar gula darah, penelitian memperlihatkan naiknya produksi insulin pada hewan setelah diberikan ekstrak daun pisang. Hal tersebut karena daun pisang memiliki komponen yang bisa mengatur kadar gula darah.
Sayangnya, penelitian ini baru dilakukan pada hewan saja dan dibutuhkan uji coba pada manusia untuk mengetahui keampuhan dari daun pisang.
BACA JUGA: Satlantas Tegaskan Larang Gunakan Knalpot Brong
BACA JUGA:Segarnya Rujak Buah
5. Menyembuhkan batuk dan flu
Daun pisang juga dipercaya dapat menyembuhkan batuk dan flu. Caranya adalah dengan mengonsumsi jus daun pisang secara rutin di pagi hari.
Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait hal ini dan respons orang-orang terhadap jus daun pisang mungkin akan berbeda-beda. Sebaiknya berkonsultasi pada dokter sebelum meminum jus daun pisang sebagai pengobatan alternatif.
6. Mengurangi risiko kanker
Terakhir, daun pisang dipercaya dapat mengurangi risiko terkena kanker. Hal ini karena daun pisang memiliki kandungan polifenol yang tinggi.
Studi menunjukkan polifenol dapat mengurangi munculnya penyakit kronis, seperti kanker, di tubuh. Orang yang mengonsumsi lebih dari 650 miligram polifenol setiap harinya memiliki risiko kematian lebih rendah dibandingkan orang yang mengonsumsi kurang dari 500 miligram per hari.
BACA JUGA:250 UMKM Miliki NIB
BACA JUGA:Jangan Pindah Tangan Ataupun Dipinjamkan
Selain daun pisang, bahan makanan lain yang memiliki kandungan polifenol di antaranya adalah buah beri, cengkeh, kacang-kacangan, dan zaitun.
Meski demikian, penelitian terhadap manfaat daun pisang untuk kesehatan masih sangat terbatas. Untuk itu, sebaiknya terapi atau pengobatan dengan daun pisang tidak dilakukan tanpa sepengetahuan dokter, terutama untuk anak-anak, orang tua, serta ibu hamil atau menyusui.