Lahat Pos - Katanya, zaman dulu pakai blangkon bisa menahan emosi. Menurut kisah, zaman dulu mayoritas lelaki Jawa memancangkan rambut mereka. Tapi nggak dibiarin terurai.
Mereka biasa tampil rapi dengan mengikatkan atau menggulung kain untuk menutup rambut mereka. Bagi masyarakat kala itu, rambut yang terurai adalah wujud dari luapan amarah dan emosi.
Disinilah peran penutup kepala atau blangkon, yang jadi peringatan untuk mereka yang memakainya agar selalu bersikap santun, lembut, dan bisa menahan emosi.
BACA JUGA:Wajib Coba! Tips Menghemat Baterai dan Jaga Baterai Health IPhone
Tidak cuma filosofi kehidupan, blangkon juga punya makna islaman. Kalau kita perhatikan, blangkon punya 17 lipatan yang bermakna jumlah rokaat dalam sholat 5 waktu.
Pembuat blangkon dengan mondolan harus memastikan letak bulatan itu ada di tengah dan lurus ke atas, yang bermakna pemakaiannya senantiasa memiliki hati dan pikiran yang lurus terhadap Tuhan Yang Maha Esa. (*)