Pesona Taman Wisata Ujung Kulon Yang Cocok Dijadikan Destinasi Liburan

Minggu 28 Jul 2024 - 10:35 WIB
Reporter : Yni
Editor : Yni

Misalnya, seorang anak yang tidak memiliki rasa bersalah setelah melakukan suatu kesalahan, memiliki sifat egois, tidak suka berbagi dengan orang lain, sering berbohong, memiliki keinginan untuk menyakiti orang tua, tidak merubah perilakunya walaupun sudah dihukum, dan lain sebagainya. 

Selanjutnya, ketika seorang anak sudah menginjak usia sekitar 9 tahun ke atas, mereka terkadang menunjukkan sikap psikopatnya seperti orang dewasa.

Misalnya, sering menyakiti atau membunuh hewan tertentu untuk sebuah kesenangannya.

Terus, bagaimana cara mengantisipasinya? Bagi orang tua, dapat melakukan beberapa pola asuh kepada anak untuk menghindari munculnya perilaku psikopat.

Seperti pola asuh yang tidak otoriter, menciptakan lingkungan yang positif, memberikan pujian yang baik atas usaha yang telah dilakukan si anak, hindari anak dari trauma psikis maupun fisik, tidak pernah membanding-bandingkan dengan anak orang lain, dan lain sebagainya.

Jadi, lakukanlah pola asuh yang membuat seorang anak memiliki perilaku yang baik ya! (*) 

 

Baca juga berita:

Hati-Hati! Inilah Penyebab Kenapa Seseorang Bisa Pengidap Penyakit Kuning

 

Koranlapos.com - Apakah kamu tau penyakit kuning? Biasanya terlihat pada kulit dan bagian putih mata atau sklera yang berwarna kuning.

Kira-kira penyebabnya apa ya? Yuk kita cari tau! Penyakit kuning atau jendis dalam dunia medis dikenal dengan ichterus. Kondisi ini terjadi karena kadar bilirubin yang tinggi di mana bilirubin ini terbentuk dari pemecahan sel darah merah.

Selain kulit dan sklera yang berwarna kuning, terdapat juga gejala lainnya seperti demam, gatal, bagian dalam mulut berwarna kuning, urin berwarna gelap atau coklat dan fesis berwarna pucat.

Penyakit kuning seringkali dialami oleh bayi yang baru lahir. Mengapa? Karena bilirubin dikeluarkan oleh organ hati.

Dan pada bayi organ hatinya belum matang atau immature. Akibatnya produksi bilirubin lebih cepat dibandingkan proses keluarnya bilirubin tersebut. Sehingga terjadi penumpukan bilirubin.

Bayi dengan kadar bilirubin mencapai 25 mg per desiliter atau lebih harus segera ditangani dengan tepat karena dapat beresiko mengalami kerusakan otak, kehilangan pendengaran atau terserang penyakit serebral palsi. Lalu, apakah penyakit ini hanya dialami oleh bayi saja? Tentu tidak ya.

Kategori :