Oh Ternyata Ini Sejarah Istana Negara

Kamis 30 May 2024 - 14:41 WIB
Reporter : smt
Editor : smt

KORANLAPOS.COM - Istana Negara pada awalnya merupakan kediaman pribadi seorang warga Belanda yang bernama Zee van Bram. 

Ia mulai membangun kediamannya pada tahun 1796, di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Operstaden, hingga tahun 1804, atau masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Sieberg. 

BACA JUGA:Wajib Tau! Inilah 6 Manfaat Minuman Herbal untuk Kesehatan

Pada awalnya di kompleks istana di Jakarta ini hanya terdapat satu bangunan, yaitu Istana Negara.

Gedung yang mulai dibangun 1796 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Operstaden, dan selesai 1804 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Sieberg ini.
Semula merupakan rumah peristirahatan luar kota milik pengusaha Belanda, Zee al van Bram. 

Kala itu kawasan yang belakangan dikenal dengan nama Harmony memang merupakan lokasi paling bergensi di Batavia

BACA JUGA:INFO HAJI : Hal yang Dilarang Saat Ihram, Apakah Boleh Pakai Minyak Angin?

Baru, pada tahun 1820, rumah peristirahatan van Bram ini disewa dan kemudian dibeli pada tahun 1821 oleh pemerintah kolonial untuk digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan,
serta tempat tinggal para Gubernur Jenderal bila berurusan di Batavia.

Para Gubernur Jenderal waktu itu kebanyakan memang memilih tinggal di Istana Bogor yang lebih sejuk. 

Tetapi kadang-kadang mereka harus turun ke Batavia, khususnya untuk menghadiri pertemuan Dewan Hindiyal Setia Prabu. 

Rumah van Bram dipilih untuk kepala koloni karena Istana Deendils di lapangan banteng belum selesai.
Tapi setelah diselesaikan pun gedung itu, Istana Deendils hanya dipergunakan untuk kantor pemerintah. (*)

Baca Juga Berita :

Ini Dia Jembatan Besi Tertua di Dunia, Ada di Kediri

KORANLAPOS.COMB - Sudah 155 tahun Jembatan Brug Over den Brantas te Kediri, atau yang lebih dikenal sebagai Jembatan Lama berdiri kokoh dan telah menjadi cagar budaya tingkat nasional.

Kalian yang belum tahu, jembatan Lama yang berada di Kediri, Provinsi Jawa Timur (Jatim) ini merupakan salah satu konstruksi jembatan besi tertua di dunia.

Jembatan ini diresmikan pada 18 Maret 1869 Masehi, dan proses pembangunan jembatan ini memakan waktu sekitar 19 tahun.

Pada zamannya, jembatan ini menjadi satu-satunya jalur utama antar provinsi di masa pemerintahan Hindia Belanda.

Saat ini jembatan lama tersebut, sudah memasuki usia 155 tahun, jembatan ini merupakan salah satu jembatan yang melekat dihati masyatakat kediri.

Jembatan lama kediri ini, lebih tua dari jembatan Brookyln di Manhattan City di New Jersey Amerika Serikat, yang selesai di pada tahun 1883 Masehi.

Jembatan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar pada taggal 18 Maret 2019.

Meskipun saat ini jembatan tersebut telah diganti dengan jembatan Brawijaya. Namun jembatan lama ini banyak menyimpan kenangan dihati masyarakat kediri. (*)

Baca Juga Berita :

Jadi Penyangga IKN, Kota Balikpapan Raih Predikat Kota Terbersih

KORANLAPOS.COM - Jadi Kota Penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Terima Penghargaan Kota Terbersih Pertama Di Indonesia.

Balikpapan, kota yang dikenal sebagai gerbang utama menuju IKN ini, baru-baru ini menerima penghargaan bergengsi sebagai kota terbersih pertama di Indonesia.

Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam ajang Adipura.

Kota Balikpapan, berahsil meraih piala adipura kencana, sebagai salah satu kota terbersih di Indonesia.

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas upaya Kota Balikpapan dalam menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan.

Kota Balikpapan berhasil meraih penghargaan ini setelah melewati serangkaian penilaian ketat yang mencakup aspek pengelolaan sampah, penghijauan, pengendalian polusi, dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Penghargaan ini menjadi bukti nyata dari komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan dan warganya dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman. (*)

Baca Juga Berita :

Ternyata Ini Loh Penyebab Jembatan Ampera Tidak Bisa di Angkat Lagi

KORANLAPOS.COM - Tahukah anda mengapa Jembatan Ampera Palembang tidak bisa diangkat lagi?

Jembatan Ampera selesai dibangun pada tahun 1965 dengan desain yang  dapat diangkat ke atas setinggi 63 meter. Hal ini membuat kapal-kapal besar masih bisa lewat di Sungai Musi.  

Dan pada tahun 1970-an, jembatan ampera tersebut, tidak bisa diangkat lagi bukan karena rusak.

Tapi, memang tidak ada lagi kapal besar yang lewat di Sungai Musi, iniu diakibatkan karena pendanggalan sungai musi.

Selain itu, sudah tidak relevan lagi untuk lalu lintas. Hal ini dikarenakan, untuk jembatan Ampera dapat mengangkat ke atas, itu membutuhkan waktu sampai 30 menit.

Belum lagi durasi menunggu kapalnya lewat, kemudian durasi jembatannya turun lagi. Mungkin, bisa jadi 1 jam lalu lintas akan berhenti. 

Nah bisa ebayangkan bahimana nantinya macet kota Palembang, seandainya jembatan Ampera masih bisa diangkat pada saat ini. (*)

Baca Juga Beriata :

Ini Loh Lima Kota di Indonesia Yang Layak Jadi Tempat Tinggal, Karena Kebersihan dan Kulitas Udara Yang Baik

KORANLAPOS.COM - Melalui penghargaan Adipura, pemerintah memberikan apresiasi kepada kota-kota terbersih di Indonesia. 

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah 5 kota yang layak dipertimbangkan sebagai tempat tinggal. Mengingat kebersihan dan kualitas udaranya yang baik. 

Yang kelima Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, melalui program Jepara Bersih,  masyarakat turut serta dalam menjaga kebersihan sungai secara gotong-royong.

Wilayah ini juga mempertahankan kelestarian lingkungan dengan cagar alam laut Karimun Jawa. 

Yang keempat Kota Bontang, Kalimantan Timur, menarik perhatian dengan 3 perusahaan besar di sektor yang berbeda dan kaltim industrial estate. Kawasan industri petrokimia terkenal. 

Dengan peluang maju di bidang industri, jasa, dan perdagangan, Bontang menjadi pilihan menarik untuk tinggal.

Yang ketiga Kota Bitung, Kota Bitung di Sulawesi Utara, menunjukkan konsistensi luar biasa dalam menjaga kebersihan lingkungan. 

Keberhasilan Bitung tidak hanya berasal dari kebersihan, tetapi juga didukung oleh pelabuhan laut dan hutan wisata, mendorong pertumbuhan dan pembangunan yang berkelanjutan. 

Yang kedua Kota Surabaya, Kota Surabaya sebagai kota metropolitan terbesar kedua setelah DKI Jakarta.

Adipura Kencana diraih melalui kerjasama yang solid antara pemerintah dan masyarakat. Selain itu, sebagai kota industri, Surabaya menawarkan peluang maju, termasuk proyek hunian berkualitas. 

Yang pertama Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, merupakan pusat bisnis dan industri di Pulau Borneo.

Dengan meraih penghargaan Adipura Kencana sebanyak lima kali berturut-turut, kota ini menonjol dengan infrastruktur yang baik, termasuk pilihan hotel, mal, restoran, dan pusat gaya hidup yang beragam. 

Itulah tadi 5 rekomendasi kota yang layak untuk tempat tinggal karena kebersihan dan kualitas udara yang baik. (*)

Kategori :

Terkait

Kamis 30 May 2024 - 14:41 WIB

Oh Ternyata Ini Sejarah Istana Negara