Setelah makan siang, kami menuju GBT. Dua kilometer sebelum stadion sudah terlihat lautan bonek yang menggunakan motor dan berjalan kaki. Dahlan membuka kaca mobil, Tatang menurunkan kecepatan. Dahlan menyapa para bonek. Semuanya senang disapa Dahlan. Jarak stadion sudah sangat dekat, jalan semakin macet. Mengetahui Dahlan yang sedang lewat, terdengar sahut-sahutan para bonek, "Buka jalan, buka jalan!"
Dahlan setengah berkelakar. "Di sini, jadi bonek itu sejak bayi."
Hari itu Persebaya menang, persis seperti prediksi Dahlan sebelum pertandingan dimulai. Bos Persebaya, Azrul Ananda turun ke lapangan merayakan kemenangan dan mengucapkan selamat kepada pemain dan menyapa para bonek yang berada di tribun stadion.
Dahlan menoleh saya dan berkata, ada orang Aceh yang menjadi bagian dari kemenangan Persebaya.
"Kemenangan ini atas partisipasi orang Aceh."
Memang benar yang dikatakan Dahlan. Miswar Saputra, kiper andalan Persebaya putra Aceh yang pernah memperkuat PSSB Bireun dan Persiraja Banda Aceh.
Setiap Dahlan berkunjung ke Aceh ia selalu diterima dengan baik, oleh ulama, Pemerintah Aceh, Perguruan Tinggi dan komunitas lainnya.
Bagi kami orang Aceh, Dahlan bukan sekadar dihormati karena media cetak yang bernama "Rakyat Aceh", tapi Dahlan dengan kebijakan di masanya, berperan penting dalam kebijakan BUMN yang telah menyulap kilang gas alam cair (Liqufied Natural Gas/LNG) Arun Aceh menjadi terminal penyimpanan dan regastifikasi, kebijakan ini sangat menguntungkan Aceh.