Penulisnya orang Iraq. Ulama. Penerbitnya: Lebanon. Isinya: sejarah Nabi Muhammad versi penulis tersebut.
"Di buku ini Nabi Muhammad digambarkan sebagai manusia biasa yang hebat. Bukan manusia yang 'ajaib' yang memiliki keistimewaan keajaiban dari Tuhan.
"Apakah isinya negatif," tanya saya.
"Tidak. Tapi akan menghebohkan," jawab Prof Mun'im. "Masyarakat kita belum akan bisa menerima buku seperti itu," katanya.
Mun'im punya keinginan menerjemahkannya. Ke dalam bahasa Indonesia. Dengan segala risikonya. Ia pernah mengambil risiko yang lebih besar (lihat Disway:Ahli Tafsir).
Prof Mun'im sudah 14 tahun di Notre-Dame. Satu-satunya orang Islam di jurusan teologinya. Ia tidak tahu akan berapa tahun lagi. Ia kerasan di situ. Ia bangga bisa jadi dosen pembimbing di universitas Katolik ini. Prestasi Notre-Dame, katanya, sangat tinggi.
"Jurusan teologi kami terbaik di dunia," ujar Mun'im. Ia jadi direktur di salah satu programnya. Yakni program kajian “agama-agama dunia dan gereja-gereja di dunia”.
Pernah berturut-turut ranking satu dunia. Sesekali tergeser Harvard tapi naik lagi ke nomor satu.