Basketnya Amerika pun beda sendiri. Balap mobilnya juga beda. Kita suka Formula One mereka suka Indy 500.
Saya pun ingin tahu Anda setuju atau tidak dengan pernyataan saya ini: nonton pertandingan atau perlombaan olahraga itu baru terasa seru kalau kita memihak.
Coba pikirkan: apa serunya bagi Bonek nonton pertandingan antara Padang dan Maluku. Atau: di mana serunya seorang penggemar Liverpool nonton Brighton lawan Southampton. Nonton itu harus berpihak. Baru seru.
Di Indy 500 ini saya tidak tahu harus memihak siapa. Saya cari-cari akal: memihak siapa ya?
Akhirnya saya ingin memihak siapa pun yang mesin mobil balapnya disiapkan oleh temannya cucu Pak Iskan: Adi Susilo.
Ternyata, di Indy 500 ini, Adi Susilo berperan besar. Anak Indonesia. Arek Suroboyo. Ia ahli mesin mobil. Lulusan Aachen Jerman --kampusnya Pak Habibie itu. Ia pernah menangani mesin mobil balap Formula One. Pernah di Indy 500. Lalu balik ke Indy 500 lagi demi istri.
Istri Adi di Amerika. Kalau ia di Formula One akan lebih banyak di Eropa atau Asia. Maka sejak mengawini pacarnya itu ia pindah ke Indy 500.
Hari-hari ini Adi pasti di Indianapolis. "Temui Adi," ujar cucu Pak Iskan.