Hanya gara-gara Trump ingin menjadikan Kanada sebagai provinsinya yang ke-51, partai konservatif yang sudah ''menang di depan mata'' tiba-tiba kalah. Nasionalisme mengalahkan kesulitan ekonomi.
Trump masih realistis. Ia akhirnya setuju bertemu Carney. Lokasi pertemuannya sama dengan saat mem-bully Zelenskyy: di depan perapian Gedung Putih.
Carney bukan Zelenskyy. Ia khas seorang banker: elegan, intelektual. Pakaiannya juga bukan kaus seperti Zelenskyy. Carney pakai pakaian bank: jas lengkap dengan dasinya. Carney memang pernah menjabat Kepala Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Kanada.
Sebagai orang dengan budaya Inggris, kata-kata Carney bersayap penuh makna. Bertolak belakang dengan kalimat-kalimat vulgar yang biasa diucapkan Trump atau Zelenskyy.
Misalnya ketika Carney mengemukakan soal tarif: "Bapak Presiden adalah negosiator ulung. Dalam negosiasi salah satu kuncinya adalah menyusun ketentuan-ketentuan".
Halus. Elegan. Padahal maksudnya: jangan ngawur-ngawuran.
Lebih jelasnya lagi: di zaman kepresidenan Trump yang pertama dulu kan sudah disepakati perjanjian baru: CUSMA.
Anda sudah tahu apa itu CUSMA. Yakni kesepakatan baru sebagai pengganti perjanjian free trade yang tidak disukai Trump. Carney menghendaki ketentuan-ketentuan dalam CUSMA harus jadi pedoman.