Sementara itu, Tesla menghadapi tantangan yang semakin besar di berbagai bidang.
Posisi politik CEO Elon Musk yang kontroversial telah memicu reaksi keras konsumen di pasar-pasar utama, dengan data awal tahun 2025 menunjukkan penjualan yang menurun di AS dan Eropa.
Selanjutnya, ketegangan geopolitik, termasuk meningkatnya sengketa perdagangan AS-Tiongkok dan peningkatan tarif pada komponen kendaraan listrik Tiongkok juga semakin mengganggu rantai pasokan Tesla.
“CEO Elon Musk telah mencetak gol bunuh diri terhadap Tesla, dan kita akan segera melihat seberapa besar penjualan perusahaan tersebut terdampak pada Q1 2025. Ini adalah peluang besar bagi BYD, dan jika mereka memenuhi janji pengisian daya cepat, ini bisa menjadi titik balik bagi BYD dan kisah BEV China global,” kata Associate Director Counterpoint, Liz Lee.
Integrasi vertikal BYD yang mengendalikan segala hal mulai dari baterai dan motor hingga sistem elektronik melalui anak perusahaannya telah memberikan keuntungan biaya dan efisiensi operasional yang signifikan.
Kontrol menyeluruh ini memungkinkan BYD untuk menawarkan kendaraan dengan harga yang kompetitif tanpa mengorbankan margin, yang selanjutnya memperkuat posisi kepemimpinan pasarnya seiring dengan berlanjutnya ekspansi globalnya.
Kebangkitan perusahaan ini tidak hanya menjadi tantangan bagi Tesla, tetapi juga menandakan pergeseran yang lebih luas dalam industri otomotif global, dengan produsen Tiongkok semakin menetapkan langkah untuk inovasi dan skala di segmen kendaraan listrik. (*)