Lahat Pos - Honda baru saja meluncurkan SUV listrik e:N1 di IIMS 2025 dengan sistem sewa atau berlangganan (subscription) selama 5 tahun, dibanding dijual secara retail kepada konsumen.
Lalu apa yang menjadi alasan Honda, utnuk memilih sistem sewa dalam memasarkan e:N1.
BACA JUGA:Chery Perkenalkan Tiggo Cross, Siap Bersaing Dengan Penuh Tekad
Sales and Marketing Aftersales Director Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy, mengatakan, sistem sewa atau berlangganan mobil listrik dianggap sebagai opsi terbaik untuk saat ini.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor berdasarkan survei kepada konsumen sebelumnya.
Dari survei tersebut, sebagian konsumen tertarik memiliki mobil listrik karena punya driving experience yang bagus banget, sehingga ingin mencoba berbagai macam mobil listrik lain.
BACA JUGA:Ikut Retret Semangat Kondisi Fit, Gubernur : Banyak Dapat Bahan Materi dari Narasumber
Tapi sebagian konsumen lain justru khawatir dengan resale value mobil listrik yang cenderung turun cukup signifikan.
Honda membantah kemunculan e:N1 di Indonesia karena ikut-ikutan tren mobil listrik dari merek-merek lain.
Baginya, kepercayaan konsumen Indonesia yang dibangun selama pulunan tahun harus dijaga sebaik-baiknya, termasuk menghadirkan mobil listrik Honda.
BACA JUGA:Launching Program Pekarangan Pangan Lestari Secara Virtual
Dalam sistem sewa ini, Honda menjadikan segmen B2B (business to business) sebagai target konsumen utamanya.
Terutama perusahaan-perusahaan yang bervisi menjadi green company dengan menyewa unit-unit mobil listrik sebagai kendaraan operasionalnya.
Meski begitu, konsumen pribadi atau B2C juga bisa memanfaatkan program sewa ini, termasuk jika ingin memiliki e:N1 dengan mitra leasing Orico Balimor Finance.
Biaya yang dikeluarkan oleh B2C dan B2B sebesar Rp 22 jutaan per bulan, sudah mencakup servis berkala, pajak, asuransi, home charger, dll.