Yuk Simak! Pulau Terkutuk Yang Masih di Yakini Masyarakat
Ilustrasi pulau terkutuk yang diyakini masyarakat. Sumber foto instagram-Yni/Lapos-
Lahat Pos - Kamu pernah mendengar tentang Pulau Satonda yang ada di Nusa Tenggara Barat gak? Pulau tersebut dianggap terkutuk dan misterius. Kira-kira kenapa ya?
Pulau Satonda berada di Kepupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Pulau ini terkenal dengan pulau terlarang dan juga terkutuk. Hingga kini Pulau Satonda masih dianggap misterius sehingga tidak ada seorang pun yang diperbolehkan tinggal di pulau tersebut.
Alasannya, berdasarkan legenda dari masyarakat setempat, mereka mengatakan bahwa Pulau Satonda merupakan tempat pengasingan Putri Dayi Lamina dari Kerajaan Sanggar. Dan di pulau ini juga Putri Dayi Lamina melakukan bunuh diri karena depresi.
BACA JUGA:Brokoli Cah Wortel Tidak Hanya Lezat Tapi Bergizi, Ini Dia Resep dan Cara Membuatnya
BACA JUGA:Warga Tanjung Jambu Sudah Kecewa, Saat Ini Nak Ngalih Begentian Kudai Ke Bursah-Widia
Namun, walaupun dianggap terputuk dan misterius oleh warga setempat, Pulau Satonda memiliki keindahan yang luar biasa lho. Apalagi dengan adanya sebuah danuk perubah yang terbentuk dari letusan gunung pada ribuan tahun yang lalu.
Di mata internasional, Pulau Satonda justru menjadi pulau yang sangat istimewa dan sangat populer, terutama pada tahun 1984 hingga 1996. Bahkan banyak para peneliti dari luar menduga bahwa letusan Tambora pada 1815 menimbulkan tsunami setinggi 27 meter, sehingga membanjiri kaldera Satonda tersebut.
Hal itulah yang menjadi alasan kenapa air danau Satonda memiliki rasa yang asin seperti air laut. Saat ini, Pulau Satonda dinobatkan sebagai taman nasional berdasarkan keputusan dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tahun 2022.
BACA JUGA:Bukan Hanya Pecah, Warga Kebur Sudah Kontrak Politik Dukung Burzah-Widia, Ini Isi Permintaannya
BACA JUGA:Hanya Pasangan Berlian yang Punya Program Dana Desa Berdaya dan Dasa Wisma
Jadi, alasan Pulau Satonda dianggap terputuk dan misterius karena dijadikan sebagai tempat bunuh diri Putri Dayi Lamina ya? (*)