Ini Sejarah Pembangunan Jembatan Ampera Palembang
Keindahan Jembatan Ampera Palembang, Ket Foto : Sumber Instagram @mangara_a_k_h.--
Lahat Pos - Siapa yang tidak kenal Jembatan Ampera, yang merupakan Ikon Kota Palembang. Dan jembatan ini menghubungkan arus perekonomian wilayah seberang Ilir dan Ulu.
Jembatan Ampera dibangun dengan panjang 1117 meter dan lebar 22 meter. Selain itu Tinggi Jembatan Ampera adalah 11,5 meter di atas permukaan air.
BACA JUGA:22 September Ini Akan Terjadi Fenomena Langka Equinox, Apa Dampaknya?
Sedangkan, tinggi menaranya mencapai 63 meter dari permukaan air. Jembatan Ampera memiliki dua menara dengan jarak antar menara sekitar 75 meter.
Jembatan Ampera memiliki berat berkisar 944 ton. Lalu, bagaimana sejarah Jembatan Ampera hingga menjadi ikon kota Palembang. Berikut ini ulasannya.
Pembangunan jembatan yang menghubungkan dua daratan di kota Palembang, sebenarnya sudah ada sejak Gemente-Palembang pada tahun 1906.
Saat itu, jabatan wali kota Palembang diduduki oleh Lekoh de Ville. Pada masa kemerdekaan, gagasan pembangunan jembatan kembali muncul. Saat itu, usulan dimunculkan oleh DPRD Peralihan Kota Besar Palembang.
Usulan dimunculkan ketika sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956. Anggaran awal yang dimiliki dan akan digunakan oleh kota Palembang untuk melakukan pembangunan jembatan sekitar Rp30.000 saat itu. Pada tahun 1957, panitia pembangunan jembatan ini dibentuk.
Panitia tersebut terdiri dari penguasa Perang Komando Daerah Militer IV Sriwijaya, Harun Sohar, dan Gubernur Sumatera Selatan, H. A. Bastari.
Lalu, wali kota Palembang M. Ali Amin beserta wakil wali kota Indrakaya meminta bantuan Presiden Soekarno.
Anggaran pembangunan jembatan ini kemudian menggunakan dana hasil rampasan perang dari Jepang.
Menurut antara Spektrum Terbitan 26 Juli 1970, pampasan perang adalah pembayaran yang secara paksa ditarik dari negeri yang kalah perang sebagai ganti atas kerugian material.
BACA JUGA:Mengintip Rangking 1 Zodiak Paling Sabar! Kira-kira Jatuh Kepada Zodiak Apa nih?