Reses DPRD Dapil 1 Lahat Diwarnai Diskusi Pendidikan
Reses DPRD Dapil 1 Lahat di Dinas Pendidikan Lahat.-Koranlapos.com-
Lahat Pos - Persoalan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang belum memiliki sertifikasi, fasilitas penunjang pendidikan sekolah, pembangunan fisik hingga ancaman diera teknologi Artificial Intelligence menjadi perhatian 10 legislator DPRD Dapil 1 Lahat.
Hal itu disampaikan saat wakil rakyat mendatangi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat pada momen Reses Tahap 1 Anggota DPRD Kabupaten Lahat Tahun Sidang 2024-2025 dalam rangka silahturahmi dan penjaringan aspirasi dalam rangka singkronisasi RKPD Tahun 2026.
Ketua DPRD Lahat Fitrizal Homizi ST MSi MM mengatakan bahwasannya menciptakan guru kreatif dan berkarakter adalah hal paling penting. Ia meminta Diknas memprogram sertifikasi guru terutama Guru PAI.
"Kita minta Guru PAI dimasukan ke Depodik Diknas, agar mendapatkan perhatian, dan sertifikasi mohon dilanjutkan kepada guru guru lainnya. Sehingga kami berharap untuk diklat-diklat digencarkan, dan jangan sampai lebih pintar murid dari pada guru," ujarnya.
Sambung Politisi Demokrat Lahat menilai pada era saat ini yang perlu diantisipasi adalah teknologi Artificial Intelligence (AI) pada pelajar. Kemajuan teknologi membuat semua memang menjadi mudah, meski begitu dapat berpengaruh kepada dunia pendidikan.
"Memang saat ini kemajuan teknologi, tapi ketika murid membuat tugas misalkan, lalu copy paste dari sana, kan ilmu pengetahuaan hanya nempel sekilas saja. Tidak sampai tertanam pada pengetahuan di dalam pikiran," ujarnya.
Tak hanya itu, Fitrizal juga menyoroti bahwa penting jiwa nasionalisme tertanam pada pendidikan terutama di era saat ini. Ia menilai bahwa masih ada pelajar yang belum hapal Undang-undang bahkan pengetahuan sejarah-sejarah.
Anggota DPRD Lahat Hj Sumiati SPd pun turut menyoroti bidang pendidikan. Era saat ini kerap ditemukan tulisan halus kasar seperti tegak bersambung tidak ada lagi.
"Selidiki tulisan halus kasar, kebanyakan nulisnya huruf besar. Kemudian pembacaan peta, dilihat paham peta tidak diterapkan, maka dari tolong juga setiap SD ada bentangan peta termasuk Globe," ujarnya.
Kata purnatugas guru ini menilai bahwa penting setiap ruang ada globe, karena murid-murid harus tau titik titik peta. "Seperti Pulau Jawa, Kalimantan dan pulau lainnya. Murid-murid diajarkan cara membaca peta ataupun globe dengan adanya fasilitas penunjang pendidikan," ujar Hj Sumiati.
Sementara Anggota DPRD Lahat Arry SM mengatakan bahwa untuk pembanguann fisik pada sekolah di kecamatan kota sudah memadai. Ia meminta mohon kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk diperhatikan sekolah sekolah di kecamatan lainnya.
"Kecamatan luar kota ini banyak butuh perhatian. Atapnya jebol. Meja tidak memungkinkan, jadi sekolah sekolah diluar kecamatan lebih perlu diprioritaskan," ujarnya.
Plh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lahat Eti Listina SP MM melalui Sekretaris Dinas Pendidikan As Feri mengatakan bahwa pembangunan fisik sudah menyentuh 80 persen.