Bahaya Doom Spending Mengintai Finansial Gen Z
Milenial diprediksi mengintai masa depan akibat tren Doom Spending. Akibat doom spending belakangan ini semakin sering terdengar. --
Lahat Pos - Gen Z - Milenial diprediksi mengintai masa depan akibat tren Doom Spending.
Akibat doom spending belakangan ini semakin sering terdengar.
Doom spending mengacu pada kebiasaan belanja berlebihan, sering kali untuk hal-hal tidak penting, sebagai pelarian dari stres atau ketidakpastian masa depan.
Generasi Z, yang tumbuh di era digital dengan segala akses instan, termasuk hiburan dan e-commerce, lebih rentan terhadap perilaku ini.
Dalam berbagai survei, ditemukan bahwa banyak anak muda dari generasi ini memiliki kesulitan dalam menabung, di mana mereka cenderung menghabiskan uang untuk pengalaman jangka pendek seperti traveling, makanan, atau tren mode yang sedang booming.
Kondisi ini diperparah oleh adanya tekanan sosial di media, terutama melalui platform seperti Instagram dan TikTok, yang sering kali mendorong gaya hidup konsumtif.
Menurut Psychology Today, doom spending terjadi ketika seseorang berbelanja tanpa berpikir untuk menenangkan diri karena merasa pesimis terhadap ekonomi dan masa depan mereka.
Dosen senior keuangan di King's Business School Ylva Baeckström mengatakan praktik ini tidak sehat dan fatalistis
"Hal ini terjadi karena anak muda terus-menerus online dan merasa terus-menerus menerima 'berita buruk'. Hal ini membuat mereka merasa seperti kiamat," katanya seperti diberitakan CNBC Africa
Anak-anak muda ini kemudian menerjemahkan perasaan buruk ini menjadi kebiasaan belanja yang buruk," tambahnya.
Akibat perilaku doom spending, Baeckstrom memperkirakan generasi Z dan milenial akan menjadi lebih miskin dibanding generasi sebelumnya.
"Generasi yang tumbuh sekarang adalah generasi pertama yang akan lebih miskin daripada orang tua mereka untuk waktu yang sangat lama. Ada perasaan bahwa Anda mungkin tidak akan pernah bisa mencapai apa yang dicapai orang tua Anda," ujarnya.
Di satu sisi, generasi Z juga dikenal lebih sadar akan kesehatan mental, dan belanja menjadi salah satu cara untuk mencari "pelipur lara" dari kecemasan. Namun, dampaknya adalah peningkatan utang, terutama penggunaan kartu kredit atau layanan "beli sekarang, bayar nanti" (BNPL).
Seraya menambah beban finansial di masa depan.