Waw! Mengenal De-extinction Menghidupkan Kembali Spesies Yang Punah
Ilustrasi mengenal De-extinction menghidupkan kembali spesies yang punah. Sumber foto : instagram-Yni/Lapos-
Lahat Pos - Saat ini ada teknologi yang dapat menghidupkan kembali hewan yang sudah dianggap punah loh. Wah teknologi apa tuh?
Saat ini banyak sekali jenis hewan yang dianggap sudah punah dan tidak ada lagi penerusnya. Seperti harimau bali, ikan parijawa, burung kuwau bergaris ganda, dan lain sebagainya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menghidupkan kembali hewan-hewan yang sudah dianggap punah tersebut adalah melalui pengembangan teknologi rekayasa bioteknologi yang dikenal dengan de-extinction.
BACA JUGA:Nikmatnya Sup Sayur Asam, Ini Resep dan Cara Membuatnya
BACA JUGA:Update! Tiga Smart Gitar Terbagus dan Canggih, Yuk Cek
Program tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik transfer inti sel somatik atau dengan menggunakan kembali DNA dari spesies yang telah punah. Namun, hewan yang dapat dihidupkan kembali adalah bagi mereka yang belum terlalu lama mengalami kepunahannya karena DNA-nya masih dapat diambil.
Namun, jika hewan yang sudah mengalami kepunahan selama jutaan tahun sebelumnya, maka hal tersebut akan sulit dilakukan karena DNA-nya sudah menghilang, seperti dinosaurus.
De-extinction pertama kali dilakukan saat menciptakan dombadoli pada tahun 1996. Ia merupakan mamalia pertama yang diproning dari sel dewasa, dan ia dapat hidup selama enam setengah tahun.
Pada tahun 2009, para ilmuwan hampir berhasil menghidupkan kembali spesies yang telah punah sebelumnya, yaitu Pyrenean Ibex atau Bukardu. Sayangnya, ia meninggal beberapa menit setelah dilahirkan karena cacat paru-paru yang parah.
BACA JUGA:Ini Resep dan Cara Membuat Bolu Tape, Yang Memiliki Rasa Yang Manis dan Aroma Yang Khas
BACA JUGA:Yuk Simak 3 Rekomendasi Smart Guitar Terbaik 2024, Punya Fitur Canggih
Keberhasilan yang hampir tercapai dari upaya tersebut memicu perdebatan tentang etis atau tidaknya de-extinction, karena selain untuk memulihkan ekosistem yang telah punah sebelumnya, tapi ada juga yang berpendapat bahwa de-extinction adalah hal yang tidak karena dapat menimbulkan dampak negatif, seperti persaingan dengan spesies lain ataupun menyebabkan munculnya penyakit baru.
Wah, keren juga ya! (*)