Sejarah Hari Raya Qurban, Tradisi dan Maknanya

KORANLAPOS.COM - Hari Raya Idul Adha yang juga dikenal dengan hari raya Qurban, adalah salah satu perayaan penting dalam agama Islam yang diperingati oleh umat Muslim di seluruh dunia setiap tahunnya. 

Perayaan ini tidak hanya melambangkan ketaatan kepada Allah SWT, namun juga memiliki akar yang dalam dalam sejarah agama dan tradisi Muslim.

BACA JUGA:Rayakan Idul Adha 1445 H, Citimall Lahat Berikan Hewan Kurban untuk Masyarakat Sekitar

Asal-usual Hari Raya Qurban berakar dari kisah Nabi Ibrahim (Abraham) didalam Al-Quran. Menurut Al-Quran, Ibrahim diperintahkan untuk mengorbankan putranya, Ismail, sebagai tanda ketaatannya kepada Allah SWT. 

Ketika Ibrahim bersiap untuk melaksanakan perintah tersebut, Allah menggantinya dengan seekor domba sebagai pengganti Ismail. 

Ini dianggap sebagai ujian iman yang besar dan sebagai bukti kesetiaan Ibrahim kepada Allah.

BACA JUGA:Waw Rekor ! Pemkab Lahat Raih Penghargaan Kategori Stand Terbaik 8 Pameran Se-Indonesia

Peristiwa ini menunjukkan pengorbanan dan ketaatan yang mendalam kepada Allah, serta kepercayaan yang kuat bahwa Allah akan menyediakan pengganti untuk pengorbanan yang diperlukan. 

Oleh karena itu, Hari Raya Qurban menjadi simbol pengorbanan dan penyerahan diri kepada Allah SWT. 

Umat Muslim yang mampu dianjurkan untuk menyembelih hewan qurban, seperti domba, sapi, atau kambing, dan membagikan dagingnya kepada keluarga, tetangga, dan mereka yang membutuhkan.

BACA JUGA:Pisang Ambon Buah Tropis yang Menyegarkan

Setiap tahun, umat Muslim yang mampu menjalankan ibadah qurban pada tanggal 10 Dzulhijjah, setelah selesainya ibadah haji di Mekah. 

Proses penyembelihan qurban dilakukan secara hati-hati sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan, dan daging qurban dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Selain aspek spiritualnya, Hari Raya Qurban juga mengajarkan nilai-nilai solidaritas sosial dan kepedulian terhadap sesama.