Kapolres Lahat Gelar Lomba Perkutut, Bupati Lepas Burung ke Langit...

--

Lahat Pos – Udara pagi di Desa Pagar Sari, Minggu 2 November 2025, terasa lebih hidup dari biasanya. Di antara embun suara perkutut saling bersahutan lembut dan berirama.

Di tengah suasana itu, Kapolres Lahat AKBP Novi Edyanto, SIK MIK bersama Bupati Kabupaten Lahat Bursah Zarnubi, membuka secara resmi Lomba Seni Suara Burung Perkutut Kapolres Lahat Cup yang digelar oleh P3SI Korda Lahat. Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional yang jatuh setiap 5 November hari untuk mengingat kembali betapa manusia dan alam semestinya berjalan beriringan.

Ketua P3SI Korda Lahat, M Maulana, dalam sambutannya menegaskan bahwa lomba ini tidak sekadar ajang kompetisi. “Ini tentang cinta dan kesadaran. Tentang bagaimana para Kung Mania bisa menikmati hobi sekaligus menjaga keseimbangan alam,” ujarnya tenang.

Sebanyak 60 gantangan disiapkan, terbagi dalam dua kelas. Peserta datang dari berbagai penjuru: Lahat, Palembang, Baturaja, bahkan Bandar Lampung. Di setiap sangkar, bukan hanya burung yang beradu suara tetapi juga semangat manusia yang beradu keindahan dan kecintaan pada kehidupan.

Kapolres Lahat dalam sambutannya memberikan apresiasi mendalam kepada panitia dan peserta. “Lomba ini bukan hanya wadah menyalurkan hobi, tapi juga ruang silaturahmi. Di sinilah kita belajar bahwa melestarikan lingkungan tidak harus selalu lewat seminar, tapi bisa lewat suara burung yang menenangkan jiwa,” katanya, disambut tepuk tangan hangat.

Sementara itu, Bupati Lahat Bursah Zarnubi menambahkan pesan bernada reflektif. “Kelestarian bukan warisan yang bisa dibeli. Ia harus dijaga, agar anak cucu kita kelak masih bisa mendengar kicau yang sama di langit yang sama,” tuturnya lirih, namun berisi.

Sebagai penutup, dilakukan pelepasliaran burung perkutut oleh Bupati, Kapolres, Ketua P3SI, dan pengurus lainnya. Ratusan pasang mata menatap ke langit menyaksikan sayap-sayap kecil itu kembali ke habitatnya. Momen yang sederhana, tapi sarat makna: kebebasan, pelestarian, dan cinta pada ciptaan Tuhan.

P3SI Korda Lahat berharap lomba ini dapat menjadi agenda tahunan yang lebih besar dari tingkat regional menuju skala nasional, sejalan dengan visi Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) yang tidak hanya menjaga hobi, tetapi juga budaya dan keseimbangan alam.

“Setiap suara perkutut adalah doa,” ujar Maulana menutup acara. “Doa agar kita tidak lupa bahwa manusia hanyalah bagian kecil dari alam yang lebih luas dan lebih bijak daripada kita," sampaiannya.



 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan