Damsyik Berseri

--

Kota Damaskus juga tercatat kembali di Perjanjian Baru, dalam kitab Kisah Para Rasul, yang diperkirakan ditulis pada tahun 63 M. Di kitab Kisah Para Rasul 26 ini dikisahkan: Dalam perjalanan menuju Damaskus, seorang farisi bernama Saulus mengalami perjumpaan secara supernatural dengan Kristus, mengalami kebutaan, disembuhkan oleh Ananias -seorang Kristen yang saleh- di Damaskus, bertobat, kemudian mulai melakukan penginjilan dan menjadi seorang rasul bernama Paulus.

Saya pernah mendengar, salah satu tafsir dalam sebuah agama, Paulus ini diidentifikasi sebagai Bulus -salah satu dari tiga utusan yang diutus Allah kepada suatu kaum.

Saya jadi ingin tahu, apakah di Suriah, khususnya di Damaskus sekarang, terdapat jejak-jejak sejarah yang menandakan bukti pelayanan Paulus dan berkembangnya Kekristenan, selain sebuah gereja yang kini telah berubah fungsi menjadi masjid?

Hal ke-2, tentang berfoto dengan penduduk setempat –seorang Ibu dan putrinya– saya pernah melakukannya. Di Orchard Road –Singapura, saya menyapa dan meminta izin untuk foto bersama. Tentu saya memilih seseorang yang memiliki ciri khas sebagai warga Singapura –berkulit putih dan berwajah oriental.

Foto bersama Ibu dan anak itu, membuat kami –Mas Bambang Sukoco, Ghofir, Johan Sompotan, Pak Zulkifli Gani Ottoh, Ibu Ning, dan saya, memiliki bukti bahwa kami pernah berada di Singapura.

Mengapa bukan foto di bawah patung Merlion yang merupakan ikon negara Singapura? Itu karena saya menuruti pesan dari Ibu saya agar tidak melakukan hal yang aneh-aneh.

Wajar bagi seorang Ibu berpesan kepada anaknya yang sedang mengandung bakal cucu pertamanya. Tentu, pada waktu itu saya menganggap bahwa Merlion itu merupakan patung yang aneh –makhluk berkepala singa tetapi berbadan ikan– padahal bagi sebagian orang, bisa berfoto dengan ikon negara Singapura itu, adalah sebuah kebanggaan.

Begitupun ketika berada di Perth –Australia, saya mendekati seorang Ibu yang sedang duduk sendirian. Dengan berbahasa Inggris ala kadarnya, saya meminta izin untuk foto bersama.

Lucunya, dia hanya tersenyum seolah mengiiyakan, tetapi ketika saya ucapkan "thank you", dia menjawab dengan bahasa lain, mungkin bahasa Rusia. Ha ha.. 

Hal ke-3 tentang baju. Suatu hari, saya diminta untuk membelikan baju bagi pimpinan yang akan bepergian ke luar pulau selama beberapa hari. Bersama rekan sekerja -Mas Ghofir- kami bergegas ke pertokoan Akasia yang terletak di depan kantor, hanya di seberang jalan.

Kami membeli beberapa kaus berkerah. Kalau tidak salah 3 potong. Setibanya kembali di kantor, sang pimpinan sudah tidak terlihat, dicari di setiap lantai tidak ada. Ternyata beliau sedang meninjau gedung berlantai 12 yang pembangunannya hampir selesai.

Mas Ghofir segera menyusul, langsung menuju ke lantai 10 sesuai informasi yang didapat. Lift belum terpasang, maka tangga darurat ia naiki secepat mungkin. Ternyata pimpinan yang dicari sudah tidak ada. "tadi di sini tapi hanya sebentar, katanya mau ke bandara" demikian jawaban dari seseorang yang ada di sana.  

Mengejar ke bandara, takut tidak bertemu, pergerakannya serba cepat, sat-set-sat-set. Ya sudah..kami pun berharap di tempat tujuan sana ada yang bisa dipinjami baju...

Hal terakhir –Sahabat baru. Ada ungkapan yang mengatakan "satu sahabat lebih baik dari banyak teman." Maka beruntunglah kita jika ada seseorang yang menjadikan kita sebagai sahabat.

Saya pun teringat pada sebuah ayat yang berbunyi demikian: "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara". (Dahlan Iskan)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan