Cicilan Kedua

--
Oleh: Dahlan Iskan
Kamis 18-09-2025
(Momen Jokowi berbincang dengan Erick Thohir dan Prabowo Subianto ketika menyaksikan laga FIFA Matchday Indonesia vs Argentina di GBK, Senin, 19 Juni 2023. Ketika itu Erick masih Menteri BUMN dan Prabowo masih Menteri Pertahanan.-Dhemas Reviyanto / Antara Photo)
Reshuffle cicilan kedua sudah terjadi kemarin: Erick Thohir turun kelas jadi Menteri Pemuda dan Olahraga.
Jabatan menteri BUMN yang selama ini ia pegang masih dibiarkan kosong. Rasanya memang tidak perlu diisi. Bisa dirangkap oleh CEO Danantara. Toh semua pekerjaan kementerian BUMN sudah dialihkan ke Danantara.
Rasanya Kementerian BUMN juga tidak perlu lagi punya wakil menteri. Sudah jelas: semua pekerjaan beralih ke Danantara.
Setelah menjadi menpora, berarti mungkin Erick harus mengundurkan diri sebagai ketua umum PSSI. Padahal Erick lagi asyik-asyiknya ngurus sepak bola. Kini ia harus mengurus semua cabang olahraga –dan jangan lupa cabang pencak silat.
Sebagai orang yang punya passion olahraga, ngurus Kemenpora cukup ia lakukan dengan satu tangan kiri. Tapi di kementerian itu ada juga pekerjaan lain: soal pemuda. Ini sisi panasnya.
Organisasi pemuda luar biasa banyaknya. Dinamikanya juga tidak bisa diterka. Tapi anggaran Kemenpora termasuk yang paling kecil –tidak mungkin bisa menjangkau semua aspirasi pemuda.
Tapi kalau Erick bisa merangkul kalangan pemuda –lewat kekuatan finansial pribadinya– ia akan bisa menjadi menteri yang sangat populer. Juga full power. Ia bisa mengklaim "semua pemuda di belakang saya".
Di olahraga Erick tidak bisa main politik. Di sektor pemuda permainan politiknya bisa luar biasa.
Saya ikut senang Puteri Komarudin tidak jadi menjabat menpora. Saya kenal baik bapaknya: tokoh Golkar pusat yang sangat populer, Ade Komarudin.
Nama Puteri sudah sangat ''pasti'' akan dilantik sebagai menpora. Hampir saja jadi wanita pertama menjabat menpora. Ternyata tidak jadi.
Saya yakin Puteri tidak mau jabatan itu. Pun seandainya saya. Lebih enak bagi Puteri untuk tetap di kursi DPR. Apalagi ia tergabung di komisi yang amat ''basah'': Komisi XI yang membidangi keuangan.