Data dari Petani

Reporter: Zaki |

Editor: Zaki |

Senin , 08 Sep 2025 - 17:37

Suasana kegiatan survei pertanian yang melibatkan BPS, Dinas Pertanian, Babinsa, dan kelompok tani di Gumay Talang, Lahat.-Koranlapos.com-Zaki / Lahat Pos

Menurutnya, data konversi gabah ke beras sangat penting karena menjadi dasar perhitungan produksi beras nasional. Angka yang dihasilkan digunakan untuk:

Perumusan kebijakan pangan, termasuk dalam perencanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan ketahanan pangan.

“Dengan survei ini, pemerintah bisa mengetahui potensi produksi riil di lapangan. Hasilnya diharapkan dapat mendukung upaya menjaga ketersediaan beras dan stabilitas harga,” katanya

data dari petani                            koranlapos.com - pemerintah kabupaten lahat melalui dinas tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan (tphp) bersama badan pusat statistik (bps) lahat serta sejumlah pihak melaksanakan survei pertanian di kecamatan gumay talang, senin (8/9/2025) pagi.
kegiatan ini dihadiri tim dinas pertanian provinsi sumatera selatan, bps lahat sebagai pelaksana survei, babinsa, kelompok tani, penyuluh pertanian dari bpp gumay talang, hingga petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (popt) dan petani responden.
plt kepala dinas tphp kabupaten lahat, feri wisnu ardiansyah, melalui kepala bidang tanaman pangan, ahmad firdaus, menegaskan pentingnya survei ini untuk menyediakan data yang akurat dalam mendukung ketahanan pangan.
“data yang valid sangat penting untuk mendukung program pembangunan pertanian. survei ini menjadi dasar perumusan kebijakan sekaligus langkah antisipasi inflasi pangan,” ujar firdaus.
baca juga:lahat jaga harga
baca juga:dinas perkebunan lahat siapkan sarana prasarana : memperlancar hasil produksi petani
tujuan survei
survei yang dilaksanakan bps, dikenal sebagai survei konversi gabah ke beras (skgb), bertujuan untuk mengetahui:
angka konversi dari gabah kering panen (gkp) ke gabah kering giling (gkg), serta dari gkg menjadi beras.
rendemen (persentase hasil) penggilingan gabah menjadi beras.
faktor-faktor teknis maupun nonteknis yang memengaruhi kualitas gabah dan beras.
metodologi dan tahapan
dalam pelaksanaannya, petugas lapangan melakukan penimbangan gabah dengan peralatan seperti moisture meter untuk mengukur kadar air. di sejumlah daerah, metode digital turut diterapkan melalui computer-assisted personal interviewing (capi) dan e-form skgb.
survei ini dilakukan dua kali dalam setahun, yakni saat musim kemarau (agustus–september) dan musim hujan (maret–april), sehingga hasilnya mampu mewakili kondisi berbeda.
menurutnya, data konversi gabah ke beras sangat penting karena menjadi dasar perhitungan produksi beras nasional. angka yang dihasilkan digunakan untuk:
perumusan kebijakan pangan, termasuk dalam perencanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan ketahanan pangan.
“dengan survei ini, pemerintah bisa mengetahui potensi produksi riil di lapangan. hasilnya diharapkan dapat mendukung upaya menjaga ketersediaan beras dan stabilitas harga,” katanya