Demo Sengkuni

--

"Angka 250 persen itu sebenarnya tidak benar," ujar Sudewo.

Tadi malam saya hubungi bupati baru Pati tersebut. Tapi ia sangat irit bicara. Posisinya saat ini memang mengharuskannya untuk tiarap dulu. "Saya akui saya salah omong. Mestinya 120 persen," katanya.

”Salah omong' itu terjadi di forum pertemuan dengan para camat dan Pasopati. Yang terakhir itu singkatan dari Paguyuban Solidaritas Kepala Desa dan Perangkat Desa Kabupaten Pati. Acaranya sendiri di pendopo kabupaten di hari Minggu, 18 Mei 2025.

"Waktu saya salah ucap itu tidak ada staf yang saat itu juga mengingatkan," katanya.

Pati, meskipun dikenal sangat miskin sebenarnya sudah lumayan. Pendapatan asli daerahnya Rp 450 miliar. Ketika membaca data itu saya hampir saja tidak percaya. Itu cukup besar bagi kabupaten semiskin Pati. Magetan saja PAD-nya hanya Rp 283 miliar. Sama-sama angka di tahun 2024.

Saya hampir lupa: sekecil-kecilnya Pati pernah jadi ibu kota karesidenan. Yakni ibu kota dari gabungan empat kabupaten di sekitarnya: Karesidenan Pati.

Sedang sebesar-besar Magetan tetaplah kecil --sempat terkenal hanya gara-gara ada putra daerahnya yang jadi penyiar ”Dunia dalam Berita” TVRI: Toeti Adhitama.

Dari Rp 450 miliar PAD Pati itu sumbangan dari PBB hanya Rp 30 miliar. "Sudah 14 tahun PBB di Pati tidak naik," ujar politikus di sana. Kalau saja jadi naik 120 persen angka itu akan menjadi Rp 70 miliar. Batal.

Kini Sudewo harus cari cara lain untuk menghimpun dana tambahan. Ia pasti bisa. Sudewo tergolong aktivis yang militan. Sejak dari masih mahasiswa teknik sipil UNS sampai menjadi manusia pergerakan. Ia pernah aktif di keluarga besar Marhaenis. Lalu masuk Demokrat. Namanya besar di Demokrat: salah satu ketua pimpinan pusat.

Sudewo adalah operator lapangan sampai ia bisa membuat Anas Urbaningrum terpilih sebagai ketua umum partai Demokrat --padahal kurang mendapat restu Pak SBY.

Sudewo pun terpilih sebagai anggota DPR dari Demokrat. Di Komisi V. Jaringan politiknya di daerah sangat kuat: ia membawahkan bidang kaderisasi dan pemenangan Pemilu.

Sudewo lahir di Pati. Istrinya orang Pacitan --keluarga pengusaha bus di sana. Bus-nya banyak. Jurusan Pacitan-Ponorogo. Pacitan-Surabaya. Pacitan-Solo. Pacitan - Jakarta. Karena itu Sudewo pernah menjadi ketua tim sukses pemenangan bupati Pacitan.

Setelah Anas terlempar dari Demokrat, Sudewo absen dari politik. Empat tahun kemudian ia nongol di Gerindra. Ia berhasil menjadi anggota DPR Gerindra dari dapil Pati dan sekitarnya. Lalu maju jadi calon bupati Pati. Terpilih.

Dengan latar belakang politik seperti itu jabatan bupati terasa ”kecil” bagi Sudewo. Maka ia sangat percaya diri. Sampai agak berlebihan: berani menaikkan PBB begitu tinggi.

Ketika ada ancaman demo pun Sudewo menganggap biasa saja. "Jangankan 5.000 orang, 50.000 pendemo pun akan saya hadapi," katanya seperti banyak dikutip media. Ia pun menduga ada nama Yayak Gundul di belakang rencana demo itu. Maka si Gundul (Nama aslinya: Cahaya Basuki) merasa ditantang. Ia pun mengancam akan benar-benar mengerahkan 50.000 orang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan