Petir Joao

--
--
Dengan latar belakang Joao seperti itu saya sulit membayangkan bagaimana Danantara harus bersikap. Ini benar-benar petir. Bagaimana kalau, misalnya, Presiden Prabowo mendengar pengunduran diri Joao ini.
Pastilah Joao tergolong orang yang sudah "berkeringat". Bukan lagi hanya berkeringat. Joao adalah simbul gerakan di bidang pertanian baru.
Joao sendiri menamatkan SMA di Jakarta: SMA Ignatius Slamet Riyadi. Lulus tahun 1990. Lalu kuliah di Unas Jakarta. Belum selesai pindah ke Norwich, Amerika Serikat. Lalu ke UNAM Mexico. "Tidak ada yang saya selesaikan," kata Joao.
Kelihatannya keputusan yang diambil Joao ini sederhana: mengundurkan diri.
Tapi alasan yang menyebabkannya itu yang mencerminkan bahwa perubahan di Indonesia tidaklah sederhana.(Dahlan Iskan)