Polisi Dunia

Polisi Dunia--

 

Bisa jadi Trump hanya ingin menekan Iran: agar segera menyetujui perjanjian nuklir negara Islam itu. Mumpung suasana lagi mencekam. Iran sedang dalam bahaya. Sekalian saja ditekan lebih dalam. Hukum preman seperti itu.

 

Saya tidak tahu apakah Iran sudah benar-benar punya senjata nuklir. Atau masih dalam taraf pengembangan. Program nuklir Iran memang banyak mengalami hambatan: ahli-ahli nuklirnya berhasil dibunuh agen-agen Israel.

 

Kalau saja Iran belum sempat punya senjata nuklir posisinya memang sangat lemah. Beda dengan Korea Utara. Semiskin-miskin Korea Utara ia sudah punya senjata nuklir beneran. Karena itu Amerika setengah hati untuk menyerang Korea Utara. Takutnya: Korea Utara nekat. Bom nuklirnya diluncurkan. Mungkin akan gagal mendarat di Amerika, tapi segagal-gagalnya bisa jatuh di Jepang atau Korea Selatan.

 

Posisi Iran juga bisa lebih lemah dibanding Pakistan –karena Pakistan sudah telanjur punya senjata nuklir. Karena itu ketegangan Pakistan-India tetap terkendali. Dua-duanya punya senjata nuklir. Kalau ketegangan antar mereka memuncak bisa jadi senjata nuklir saling bicara.

 

Kini Iran dipepet habis oleh Amerika Serikat. Seruan Trump agar penduduk Teheran mengungsi sangatlah serius. Kalau Iran benar-benar sudah punya senjata nuklir bisa jadi senjata itu akan digunakan sekarang. Kalau ternyata belum punya, itulah soalnya.

 

Trump sangat tidak jelas dengan sikapnya –tapi itulah sebenar-benar Trump. Bayangkan, ia tidak memberikan rincian bagaimana cara mereka mengungsi. Ke mana. Kapan. Benar-benar seruan itu mirip sebuah teror massal.

 

Pakistan, tetangga timur Iran sudah menutup diri. Lima jalan tembus ke Pakistan sudah ditutup. Tapi dari Teheran ke Pakistan juga jauh. Sangat kecil kemungkinan mau mengungsi ke Pakistan.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan