Lutfy Azizah

--
Lutfy sangat pantas dapat perhatian dari Muhammadiyah. Dia seorang pengabdi yang tahan banting. Dia 10 tahun mengajar di TK Muhammadiyah, Tulungagung. Lalu di SD-nya. Gaji Lutfy hanya Rp 250 ribu/bulan. Atau Rp 350.000. Pokoknya di bawah 500.000.
Padahal dia janda. Harus mengasuh satu anak. Juga harus merawat adiknya yang penyandang disabilitas –tidak bisa berjalan. Bahkan masih harus merawat ibundanya pula yang sakit kanker payudara.
Maka di samping mengajar, Lutfy bekerja apa saja. Mulai dari antar anak orang ke sekolah sampai mengajar ngaji Quran malam hari. Bahkan cuci baju dan piring di rumah tetangga. Pun sering disuruh belanja ke pasar.
Seringnya disuruh belanja dan antar anak itulah yang membuat Lutfy berpikir: kenapa tidak lewat WA saja. Maka Lutfy membuka layanan lewat WA. Siapa pun, perlu apa pun cukup minta ke Lutfy lewat WA.
Lama-lama Lutfy kewalahan. Lalu mengajak temannya ikut melayani permintaan. Lutfy kian dipercaya. Layanannya cepat. Juga memuaskan.
Akhirnya Lutfy membentuk admin WA. Sopirnya kian banyak. Admin-lah yang membaca WA. Admin pula yang menugaskan sopir untuk melayani permintaan –lewat WA juga.
Admin WA itu dia beri nama Zendo. ''Zen'' adalah nama anaknya: Abizen. ''D'' dari delivery. ''O'' dari order. Zendo pun kian populer di Tulungagung. Sampai punya 115 driver.