Penjual Pop Ice di Lapangan ex-MTQ Raup Untung

Reporter: Zaki |

Editor: Zaki |

Kamis , 10 Apr 2025 - 18:46

Penjual Pop Ice di Lapangan ex-MTQ Raup Untung-Koranlapos.com-

Dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per gelas tergantung ukuran dan varian rasa, Pop Ice menjadi pilihan minuman yang ramah di kantong dan disukai oleh banyak orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Berbagai pilihan rasa yang ditawarkan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembeli.

Siska menambahkan bahwa dalam sehari, terutama di akhir pekan, omzet yang didapat bisa mencapai ratusan ribu rupiah.

"Kalau lagi ramai, bisa dapat lebih dari Rp 300 ribu sehari. Itu sudah bersih setelah dipotong modal, keuntungan ini tentu menjadi rezeki yang cukup besar bagi para pedagang kecil seperti saya,” tuturnya.

Hal ini menunjukkan bahwa, ruang publik seperti lapangan Ex-MTQ tidak hanya bermanfaat sebagai tempat rekreasi dan olahraga, tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Keberadaan para pedagang kecil seperti penjual Pop Ice ini turut meramaikan suasana dan memberikan pilihan bagi pengunjung untuk menikmati waktu mereka di lapangan tersebut.

Dengan terus ramainya aktivitas di lapangan Ex-MTQ Lahat, diharapkan para pedagang kecil lainnya juga dapat merasakan dampak positifnya, sehingga roda perekonomian masyarakat setempat dapat terus bergerak dan meningkat. Keberadaan mereka menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika kehidupan sosial dan ekonomi di sekitar ruang publik tersebut. (Tiara)

penjual pop ice di lapangan ex-mtq raup untung                            lahat pos - ramainya aktivitas masyarakat di sekitar lapangan ex-mtq lahat, terutama di sore hari, ternyata membawa berkah tersendiri bagi para pedagang kecil.
 
salah satunya adalah para penjual minuman dingin seperti pop ice yang terlihat selalu ramai diserbu pembeli dan meraup keuntungan yang signifikan.
 
beberapa lapak penjual pop ice selalu dipadati pengunjung, terutama setelah masyarakat selesai berolahraga, bersantai, atau sekadar menghabiskan waktu di area terbuka tersebut. cuaca lahat yang cenderung hangat membuat minuman dingin menjadi pilihan favorit untuk menyegarkan diri.
 
siska (53) salah seorang penjual pop ice, yang mengaku sangat bersyukur dengan ramainya pembeli di sekitar lapangan ex-mtq. 
 
"alhamdulillah, setiap sore, apalagi kalau hari libur, jualan saya bisa laku banyak. kadang sampai kewalahan melayani pembeli," ujarnya, kamis (10/4/2025).
 
menurutnya, lokasi lapangan ex-mtq yang strategis dan menjadi pusat berkumpulnya masyarakat dari berbagai kalangan menjadi faktor utama larisnya dagangannya. 
 
"di sini kan banyak yang jogging, main sama keluarga, atau cuma nongkrong. jadi, pasti banyak yang haus dan cari minuman dingin seperti pop ice," jelasnya.
 
dengan harga yang terjangkau, mulai dari rp 5.000 hingga rp 7.000 per gelas tergantung ukuran dan varian rasa, pop ice menjadi pilihan minuman yang ramah di kantong dan disukai oleh banyak orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa. berbagai pilihan rasa yang ditawarkan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembeli.
 
siska menambahkan bahwa dalam sehari, terutama di akhir pekan, omzet yang didapat bisa mencapai ratusan ribu rupiah. 
 
"kalau lagi ramai, bisa dapat lebih dari rp 300 ribu sehari. itu sudah bersih setelah dipotong modal, keuntungan ini tentu menjadi rezeki yang cukup besar bagi para pedagang kecil seperti saya,” tuturnya.
 
hal ini menunjukkan bahwa, ruang publik seperti lapangan ex-mtq tidak hanya bermanfaat sebagai tempat rekreasi dan olahraga, tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar. 
 
keberadaan para pedagang kecil seperti penjual pop ice ini turut meramaikan suasana dan memberikan pilihan bagi pengunjung untuk menikmati waktu mereka di lapangan tersebut.
 
dengan terus ramainya aktivitas di lapangan ex-mtq lahat, diharapkan para pedagang kecil lainnya juga dapat merasakan dampak positifnya, sehingga roda perekonomian masyarakat setempat dapat terus bergerak dan meningkat. keberadaan mereka menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika kehidupan sosial dan ekonomi di sekitar ruang publik tersebut. (tiara)