Lahat Pos - Pernah perhatikan nggak bahwa tidak semua telur itu memiliki warna yang sama lho? Mengapa demikian? Sebenarnya, warna cangkang telur yang berbeda tidak secara langsung berkaitan dengan warna induknya.
Perbedaan warna kulit telur dipengaruhi oleh genetika dan lingkungan. Para ilmuwan sendiri telah menemukan paling tidak 7 gen yang mempengaruhi warna kulit, yaitu CPOX, FECH, DCRP, HRG1, FLVCR, SLCO1A2, dan SLCO1C1.
Kulit telur yang mengandung CPOX tinggi menghasilkan lebih banyak protoporphidin dan kulitnya akan berwarna coklat. Kulit telur yang mengandung FECH tinggi menghasilkan lebih sedikit protoporphidin dan kulitnya akan berwarna lebih terang.
BACA JUGA:Merinding! 3 Telaga Angker di Indonesia
BACA JUGA:Jadwal Dokter Poliklinik Spesialis RSUD Lahat Per Jum'at 15 November 2024
Dari penjelasan kedua kulit telur tadi, kita bisa simpulkan kalau protoporphidin sangat mempengaruhi warna kulit telur.
Protoporphidin sendiri adalah pigment organik yang berasal dari hemi, senyawa yang mengandung zat besi dalam hemoglobin darah. Melanjutkan gen-gen tadi, kulit telur yang mengandung BCRP, SLCO1A2, dan SLCO1C1 menghasilkan warna kulit coklat.
Kulit telur yang mengandung HRG1 menghasilkan warna kulit telur putih, dan kulit telur yang mengandung FLVCR menghasilkan warna kulit telur yang lebih terang.
BACA JUGA:Nikmatnya Ikan Goreng Saus Timun, Perpaduan Rasa Segar dan Gurih, Ini Dia Resep dan Cara Membuatnya
BACA JUGA:Bagi Pemula Ingin Mendapatkan Penghasilan Melalui Tiktok, Ikuti Langkah Berikut!
Namun, warna kulit telur juga tidak hanya berasal dari gen-gen tadi saja, soalnya faktor lingkungan seperti usia ayam, tingkat stres, penyakit, dan pola makan itu berpengaruh juga loh. Tapi, sebaiknya harus tahu kalau warna kulit yang berbeda-beda tidak berkaitan dengan rasa atau kualitas telur loh.
Wow, agak rumit ya? (*)