Lanjut Fernandes yang mengaku tidak sendirian, tetapi orang disekitarnya juga mengalami Doom Spending.
"Bukan hanya saya. Itu adalah sesuatu yang terjadi di lingkungan saya," katanya.
Daivik Goel, pendiri perusahaan rintisan berusia 25 tahun yang tinggal di Silicon Valley, mengatakan bahwa ia adalah seorang yang suka menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak penting ketika bekerja sebagai manajer produk di perusahaan rintisan bioteknologi.
Kebiasaan tersebut berawal dari rasa tidak puas dengan pekerjaannya dan juga tekanan dari teman sebaya.
"Semua itu hanya perasaan ingin melarikan diri," katanya.
Sementara itu, Samantha Rosenberg, salah satu pendiri platform pembangun kekayaan Belong mengatakan bahwa belanja daring memperburuk masalah pengeluaran yang tidak masuk akal alias doom spending, tetapi melihat barang secara langsung dapat mencegah pembelian impulsif.
"Titik-titik keputusan tambahan seperti memilih toko, bepergian ke sana, mengevaluasi barang secara langsung, dan kemudian harus mengantre untuk membelinya akan membantu Anda memperlambat dan berpikir lebih kritis tentang pembelian Anda," bebernya. (*)