LAPOS, Pagaralam- Guys, banyak hal pastinya yang perlu kita siapkan sebelum pergi berlibur, salah satu yang paling penting adalah biaya atau bahasa kerennya tuh budget.
Kita boleh aja sih punya list banyak tempat untuk tujuan berlibur, tapi ya harus pertimbangkan juga kan apa aja sih yang perlu kita siapkan supaya segala sesuatu yang jadi kebutuhan aman dan pastinya liburannya lancar.
Trus gimana caranya supaya liburan lancar tapi nggak buat kantong kering?. Secara gitu ya, sekarang tempat liburan tuh banyak banget dan budgetnya juga bukan sembarang budget.
Kira-kira ada nggak ya cara supaya kita tetap berhemat walau sedang liburan sekalipun.
Liburan ke Pagar Alam, akhirnya terwujud. Berikut Panduan Liburan ke Pagar Alam Kapan lagi, pikir saya. Toh, tidak ada hal yang menahan, khususnya urusan pekerjaan di kantor. Lebih-lebih saya sudah mendapatkan vaksin lengkap, plus booster.
Persiapan pun dilakukan dengan meriset hal-hal yang harus diketahui. Aaah… merencanakan solo trip seperti ini, rasanya, sudah lama tidak saya lakukan.
Senang, akhirnya bisa melipir sejenak dari kejenuhan di rumah saja selama pandemi. Buat yang berencana ke Pagar Alam dalam waktu dekat, ini, nih, panduan singkatnya, berdasarkan pengalaman pribadi.
Panduan Singkat Liburan ke Pagar Alam
Pagar Alam, sejujurnya, bukan daerah baru buat saya. Waktu kecil pernah ke sana, karena keluarga ibu saya pernah menetap di kota yang terkenal dengan Kawasan Wisata Gunung Dempo itu.
Lalu mereka semua pindah ke Kota Bengkulu, dan saya tidak pernah lagi diajak mudik ke sana.
Kali ini, saya berangkat sendiri, murni sebagai wisatawan. Tidak ada rencana mengenang masa-masa kecil di sana. Inilah hal-hal yang perlu teman-teman ketahui jika ingin solo traveling ke Pagar Alam.
Saya berangkat dari Kota Bengkulu menggunakan travel antar alamat. Ini adalah cara yang paling mudah, aman, dan nyaman. Saya sengaja minta berangkat pagi, karena pingin tahu rute jalannya, dan tidak mau disorientasi kalau tibanya sudah gelap di daerah baru.
Sebenarnya, untuk jadwal keberangkatan, bisa didiskusikan dengan supir travelnya. Seandainya waktunya tidak cocok, bakalan dicarikan travel lain yang berangkanya sesuai dengan waktu yang diinginkan.
Seandainya datang dari daerah lain, mungkin ada juga travel atau bus. Sebelumnya ada pesawat terbang, tapi tidak tahu, bandaranya masih beroperasi atau tidak.
Sementara untuk moda transportasi dalam kota, tidak banyak pilihan. Saya menyewa motor, karena memudahkan mobilisasi dari satu tempat ke tempat lain, khususnya ke spot wisata yang kebanyakan merupakan wisata alam.
Ada angkot, model angkot lama atau angkot pedesaan, yang penumpangnya harus ketok kaca kalau mau berhenti. Lalu, berdasarkan eksperimen saya, ada juga ojek online, seperti grab, tapi tidak saya gunakan selama di sana. (why)