3. Bank Sentral Asia
Biasa disebut sebagai Bank BCA, merupakan perusahaan BUMS atau Badan Usaha Milik Swasta yang didirikan pada 21 Februari 1957, sebelum berganti nama menjadi Bank Sentral Asia.
BCA pernah menjadi bank negara, tetapi akibat krisis di tahun 1998, tepatnya pada tahun 2002, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) melepaskan 51 persen saham di BCA melalui Farindo Investment.
Di tahun 2019, BCA memperoleh lama bersih sebesar Rp 28,6 triliun.
4. PT Gudang Garam PBK
PT Gudang Garam PBK merupakan perusahaan produsen rokok asal Indonesia yang pertama kali didirikan oleh Surya Wonowi Joyo pada tanggal 26 Juni 1958.
Perusahaan ini termasuk dalam perusahaan rokok tertua dan terbesar kelima setelah Djarum dalam produksi rokok kretek.
Produksi perusahaan rokok Indonesia ini menjadi perusahaan terbesar dengan pendapatan Rp 123,881 triliun. Laba bersih Gudang Garam sebesar Rp 5,605 triliun dengan nilai aset Rp 89,964 triliun dan nilai ekuitasnya sebesar Rp 59,288 triliun.
5. PT Indofood Sukses Makmur.
Produsen berbagai jenis makanan dan minuman ini memiliki jumlah pendapatan Rp 99,344 triliun.
Dari jumlah tersebut, pendapatan bersih yang dihasilkan oleh Indofood ialah sebesar Rp 7,642 triliun.
Ada pun total aset yang dimiliki oleh Indofood ianya Rp 179,356 triliun dan ekuitas perusahaan sebesar Rp 48,264 triliun.
6. PT Unilever Indonesia TBK
Unilever dikenal sebagai perusahaan multinasional yang bergerak di bidang produksi barang konsumen dengan markas utama berada di Rotterdam, Belanda.
Perusahaan ini berdiri pertama kali di tahun 1930 dan dilaporkan mempekerjakan sedikitnya 206 ribu pekerja.
Di Indonesia sendiri, Unilever diberikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Zipfrabiken Envy Lever dan berubah nama menjadi PT Level Brothers Indonesia pada tanggal 22 Juli 1980.