Edelweis, Bunga Langka Yang Tidak Boleh Dipetik

Minggu 28 Jul 2024 - 09:42 WIB
Reporter : Yni
Editor : Yni

Koranlapos.com - Napsu makan dan asupan kalori sebagian besar dikendalikan oleh hormon. Setelah makan, usus menekan hormon ghrelin yang mengontrol rasa lapar sekaligus melepaskan hormon rasa kenyang.

Hormon-hormon tadi memberitahu otak bahwa tubuh sudah makan sehingga dapat mengurangi napsu makan, menimbulkan rasa kenyang, dan membantu berhenti makan.

Masalahnya adalah proses ini membutuhkan waktu sekitar 20 menit, sehingga penting untuk memperlambat otak memberikan waktu yang dibutuhkan untuk menerima sinyal-sinyal ini. 

Nah, dengan makan perlahan, otak akan memiliki cukup waktu untuk menerima sinyal kenyang, sehingga rasa kenyang dan tingkat hormon kenyang meningkat secara signifikan.

Dengan makan perlahan juga, asupan kalori juga dapat dikurangi karena seseorang akan merasa kenyang lebih lama, sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Makan perlahan bisa mendorong pengunyahan secara menyeluruh lho, sehingga dapat mengurangi asepan kalori dan merurunkan berat badan seseorang. Yuk mulai sekarang, biasakan makan pelan-pelan ya. (*) 

 

Baca juga berita:

Yuk Simak! Apa Yang Akan Terjadi Jika Bumi Berhenti Berputar? 

 

Koranlapos.com - Kita tahu bahwa bumi selalu berputar pada porosnya. Tapi, kamu pernah membayangkan gak sih, apa yang akan terjadi jika bumi berhenti berputar?

Menurut Andrew Layden, seorang ahli fisika dan astronomi dari Bowling Green State University di Ohio, jika bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, maka dampaknya akan mengakibatkan bencana besar.

Banyak benda dan makhluk hidup tidak terikat oleh gravitasi bumi, sehingga semuanya akan terlempar ke udara dan terus bergerak dengan kecepatan mencapai 1600 km per jam di sepanjang garis khatulistiwa.

Yang pastinya, semua benda tersebut akan saling bertabrakan satu sama lain, sehingga dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan. Namun, tidak semuanya mengalami hal serupa ya.

Seperti Antarctica yang tidak mengalami dampak parah karena sumbuh rotasinya yang jauh lebih kecil daripada mereka yang berada pada jalur khatulistiwa.

Namun, walaupun memiliki sumbuh rotasinya yang kecil, kekuatan tersebut juga memungkinkan terjadinya tsunami dan kempak bumi.

Kategori :

Terkait