LAPOS - Direktur Narasi dan Konten Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Roby Muhamad mengatakan, calon presiden (capres) Ganjar Pranowo ingin memperkuat sumber daya manusia (SDM) lewat program satu sarjana di dalam satu keluarga miskin, jika memenangkan pilpres 2024. Hal ini dinilai penting untuk menghadirkan SDM unggul
"Jadi, program satu keluarga miskin satu sarjana ini memang penting dan menarik, salah satunya karena terinspirasi dari Mas Ganjar sendiri," kata Roby kepada wartawan, Selasa (31/10).
Roby menyebut, Ganjar lahir dari keluarga miskin. Ia menjelaskan, ayah Ganjar hanya lulusan SD, sedangkan sang ibu lulusan SMP. Selain itu, anak pertama atau kakak pertama Ganjar lulusan SMA
"Baru kakak kedua yang bisa kuliah, sehingga Mas Ganjar kuliah di UGM. Dengan kuliah ini berhasil mengangkat taraf kehidupan keluarga, itu salah satu latar belakang inisiatif," ucap Roby.
Roby mengungkapkan, sebuah riset menyebutkan bahwa salah satu cara ampuh untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah keluarga adalah melalui pendidikan. Menurut riset itu, kata Roby, semakin tinggi pendidikan, semakin mungkin keluarga tersebut bisa keluar dari kemiskinan.
"Mas Ganjar benar-benar percaya pendidikan ini kunci untuk keluar dari kemiskinan. Karena itu program satu keluarga miskin satu sarjana harus ada, kemungkinan lebih besar naik kelas kehidupannya, penghidupannya. Penerapannya diharapkan menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia," tegas Roby.
Sementara itu, Ganjar Pranowo sebelumnya menegaskan, pendidikan menjadi kunci dalam pemberantasan kmiskinan. Ganjar berencana mencanangkan program satu keluarga miskin satu sarjana.
Ganjar memaparkan ide dan gagasannya untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju, satu di antaranya terkait penghapusan kemiskinan. Pernyataan ini disampaikan Ganjar saat memberikan kuliah umum di Universitas Kristen Maranatha Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/10).
"Saya orang meyakini, untuk menyelesaikan problem kemiskinan yang terbaik adalah dengan pendidikan. Kenapa saya bilang begitu, karena saya sendiri contohnya," ucap Ganjar.
Ganjar menceritakan, dirinya berasal dari keluarga sangat sederhana, bisa berhasil seperti saat ini karena pendidikan. Kalau ia tidak sekolah, maka mungkin nasibnya tidak seperti saat ini.
"Nah, di situlah peran negara hadir. Bagaimana agar seluruh masyarakat Indonesia bisa mengakses pendidikan dengan baik," ujar Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga mempunyai pengalaman dalam memutus kemiskinan dengan pendidikan. Saat memimpin Jawa Tengah, ia membuat sekolah boarding gratis untuk warga miskin bernama SMK Negeri Jateng.
"Semuanya gratis, tidur gratis, makan, sepatu, seragam, tas semuanya kami biayai. Dan yang bisa masuk ke sekolah itu syaratnya dari keluarga miskin," jelasnya.
Ia menyebut, program itu terbukti ampuh. Anak-anak miskin yang terancam tidak bisa sekolah akhirnya bisa mengenyam pendidikan. Hebatnya lagi, 100 persen lulusannya tidak ada yang menganggur.
"Mereka bekerja di perusahaan besar, ada yang di Jepang, Jerman, Korea dan lainnya. Dan mereka menjadi tulang punggung keluarga. Saya terharu ketika mereka mengatakan bisa melunasi hutang keluarga, membeli rumah, tanah dan lainnya. Mereka bisa mengangkat keluarga dari jurang kemiskinan," ungkap Ganjar
Karena itu, program tersebut diharapkan bisa diperluas pada seluruh wilayah di Indonesia. Dia juga akan mendorong pendidikan gratis mulai PAUD hingga SMA
"Dan kita ingin mendorong satu keluarga miskin satu sarjana. Kalau itu bisa terwujud, maka saya percaya kemiskinan bisa diselesaikan," tegasnya.
Ganjar pun optimistis, untuk mewujudkan hal tersebut. Sebab dalam mewujudkannya, dibutuhkan kemauan dan strong leadership dalam setiap pengambilan keputusan.
"Makanya anggaran negara harus dinaikkan dua kali lipat, sistem pemerintahan harus digital dan korupsi harus diberantas. Kalau itu bisa, maka anggaran negara bisa diotimalkan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lainnya," pungkasnya. (*)