Oleh: Dahlan Iskan
Selasa 22-07-2025
Nasib Zohran Mamdani kelihatannya lagi baik. Calon wali kota New York yang beragama Islam ini memang dipojok-pojokkan sebagai sosialis ekstrem. Tapi pemilih yang moderat lagi terpecah tiga: dua dari independen, satu dari partai Republik.
Mamdani akan kalah kalau tiga lawannya itu bergabung jadi satu. Dan itu tidak mungkin. Andrew Cuomo adalah mantan gubernur negara bagian New York. Ia ''menurunkan diri'' menjadi calon wali kota New York. Sulit untuk mendukung dua pesaing Mamdani.
Di New York, jadi wali kota kelihatannya lebih ''berkuasa'' daripada jadi gubernur. Semua wali kota New York lebih populer dibanding gubernur negara bagian New York.
Calon satunya lagi, Eric Adams, sekarang masih menjabat wali kota. Sulit untuk mundur. Incumbent merasa lebih pede.
Sedang calon satunya lagi, Curtis Sliwa adalah calon resmi dari partai Republik. Tidak mungkin ia mundur karena tidak mau kalah lagi.
Meski dalam jajak pendapat terakhir Mamdani dapat suara 35 persen, yang 65 persen terbagi tiga: Cuomo 25 persen, Adams 15 persen, Sliwa 14 persen. Sisanya belum menentukan pilihan.
Pilkada kota New York masih empat bulan lagi. Pergeseran suara masih bisa seru.
Umumnya orang Amerika tidak peduli bahwa Mamdani itu Islam. Politikus umur 33 tahun ini dinilai sangat Amerika.
Justru orang Islam yang gegap gempita. Di seluruh dunia. Tidak peduli Islam yang mana Mamdani itu.
Seharusnya orang Indonesia merasa lebih dekat dengan Mamdani. Bukankah Islam datang ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari Gujarat?
Leluhur Mamdani adalah orang Gujarat –satu wilayah yang meliputi bagian selatan perbatasan antara India dan Pakistan.
Orang Gujarat memang dikenal sebagai pedagang yang hebat. Bisa disebut seperti orang Wenzhou di Tiongkok. Atau seperti orang Belanda di Eropa. Orang Gujarat adalah ''Yahudi''-nya India.