Ia menambahkan, saat ini Karang Taruna menghadapi tantangan besar seperti pengentasan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan keterbatasan akses layanan dasar. Semua itu, menurutnya, tidak bisa ditangani oleh pemerintah semata, tetapi membutuhkan gerakan sosial yang masif dan terorganisir.
“Pemuda adalah energi sosial. Jika diarahkan dengan baik, mereka bisa menjadi motor penggerak kesejahteraan masyarakat di semua lapisan,” tambahnya.
Didik juga berharap forum Rapimnas ini bisa menghasilkan rekomendasi nyata yang berdampak langsung pada masyarakat, bukan hanya berhenti pada seremonial belaka.
“Kita ingin Karang Taruna menjadi inkubator solusi. Bukan hanya menyuarakan masalah, tetapi juga menjadi bagian dari jawaban atas permasalahan sosial,” katanya.
Kegiatan Rapimnas Karang Taruna 2025 ini berlangsung selama dua hari dan diisi dengan berbagai sesi diskusi strategis, presentasi program unggulan dari daerah, serta perumusan agenda nasional Karang Taruna ke depan.
Selain dari unsur pengurus nasional dan provinsi, hadir pula sejumlah tokoh masyarakat, perwakilan kementerian, serta pemimpin Karang Taruna dari 38 provinsi se-Indonesia. Suasana kekeluargaan, semangat muda, dan tekad untuk menciptakan dampak sosial terasa begitu kental di setiap sudut forum.
Di sela acara, banyak peserta menyampaikan apresiasi atas perhatian Pemerintah Provinsi Sumsel terhadap keberadaan organisasi sosial ini.
“Kami merasa dihargai dan diakui. Kehadiran Wagub menjadi energi positif bagi kami semua untuk terus bergerak,” ujar Siti Rahayu, peserta dari Jawa Timur.
Tak hanya sebagai ajang diskusi, forum ini juga menjadi ruang mempererat jejaring antar wilayah. Banyak delegasi yang saling bertukar gagasan, pengalaman program sosial, serta menjajaki kolaborasi antar daerah.
Pada penutupan hari pertama, suasana Ballroom Aryaduta dipenuhi dengan dialog informal yang hangat antar peserta, diskusi ringan, serta komitmen bersama untuk menjadikan Karang Taruna sebagai poros penguatan sosial berbasis pemuda.
Dengan dibukanya Rapimnas oleh Wakil Gubernur Sumsel, pesan yang ingin ditegaskan adalah: peran pemuda tidak bisa ditunda. Mereka adalah solusi masa kini, bukan sekadar harapan masa depan.