Sebenarnya saya pengin juga punya ajudan. Dulu itu. Waktu di perusahaan BUMN maupun di jabatan setelahnya.
Lantas saya putuskan: tidak perlu punya ajudan. Toh sudah terbiasa tidak pernah punya ajudan. Maka di hari pertama menjabat, saat itu, saya temui para ajudan: mulai hari ini Anda semua boleh kembali ke kesatuan masing-masing.
Saya lupa ada berapa orang ajudan yang siap mengawal saat itu. Tiga atau empat. Dari kepolisian dan TNI-AL.
Ternyata hidup tanpa ajudan baik-baik saja. Sebenarnya saya tetap ingin punya ajudan. Tapi biarlah mereka tahu tanpa ajudan pun tidak ada masalah.
Yang juga mengejutkan: Danantara menegaskan tidak akan ada PMN lagi untuk perusahaan BUMN. Ini sungguh pemikiran yang tepat. BUMN harus berbisnis untuk menghasilkan laba bagi negara. Bukan sebaliknya: minta penambahan modal negara.
Rasanya Danantara kian menunjukkan arah yang tepat untuk pengelolaan BUMN ke depan.
Jalan masih panjang. Berliku. Rasanya BUMN kembali akan berakit-rakit ke Hulu. (Dahlan Iskan)