Renault Tunda Rilis Mobil Sport Alpine di AS Imbas Tarif Timbal Balik

Rabu 30 Apr 2025 - 13:26 WIB
Reporter : Yni
Editor : Yni

Lahat Pos - Tarif timbal balik yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump pada 2 April lalu membuat Renault kemungkinan besar akan menunda peluncuran mobil sport Alpine di Amerika Serikat sambil menunggu ketidakpastian akibat kebijakan tersebut mereda.

CFO Renault Duncan Minto menjelaskan, penundaan ini sejalan dengan langkah Renault untuk menunda sejumlah proyek demi menekan biaya dan meminimalkan dampak ekonomi apabila perang dagang antara AS dan dunia melambatkan pertumbuhan bisnis produsen otomotif asal Prancis itu, sebagaimana dilansir dari Carscoops pada Senin.

Minto menyebutkan bahwa penundaan ini adalah langkah yang "sepenuhnya normal" dalam situasi saat ini. Padahal, ekspansi ke pasar otomotif terbesar kedua di dunia itu merupakan bagian penting dari rencana CEO Renault Luca de Meo untuk mendorong pendapatan Alpine melampaui 8 miliar euro pada tahun 2030.

BACA JUGA:SUV Listrik Seres 3 Meluncur di PEVS 2025, Harga Rp300 Jutaan

Meskipun pasar mobil sport dua pintu seperti Alpine A110 terus menyusut, pasar kendaraan listrik justru berkembang. Pada Juni lalu, Alpine memperkenalkan mobil listrik pertamanya A290 GT di ajang 24 Hours of Le Mans.

Mobil yang berbasis Renault 5 E-Tech ini hadir sebagai hot hatch dengan desain lebih agresif dan dalam varian Performance dibekali motor listrik tunggal 217 hp yang menggerakkan roda depan, memungkinkan akselerasi 0-100 km/jam dalam 6,4 detik dengan jangkauan hingga 380 km. Versi standar A290 GT memiliki tenaga lebih kecil, yakni 178 hp, dan lebih lambat satu detik.

Setelah itu, Alpine berencana meluncurkan A390, crossover sport listrik yang akan diperkenalkan tahun ini dan diharapkan lebih menarik bagi konsumen AS.

BACA JUGA:Wuling Perkenalkan Mobil Van Listrik di PEVS 2025

Hingga 2030, Alpine menargetkan merilis lima model EV tambahan, mendukung rencana besar Luca de Meo untuk pertumbuhan pesat merek ini. Namun, semua rencana tersebut kini harus dipertimbangkan ulang setelah Trump mewujudkan janji kampanyenya mengenai kebijakan ekonomi "America First" dengan menerapkan tarif impor yang ketat. (*) 

Kategori :