Kisah Dua Penerjemah Bahasa Indonesia di Mekkah

Kisah Dua Penerjemah Bahasa Indonesia di Mekkah.--

KORANLAPOS.COM - Ada dua penerjemah bahasa Indonesia. Ahmad dan Ustaz Syaukani Hafiz. Syaukani adalah putra Mandailing, Sumatera utara. Lulusan S1 di Syria, S2 di Inggris, dan S3 di Universitas Ummul Qura, Makkah. 

 

Di Makkah, Ahmad tinggal bersama istri dan 5 anaknya. Istrinya yang pertama sesama Lombok. Meninggal pada 2018 dan dimakamkan di Ma'la, pemakaman Siti Khadijah. 

BACA JUGA:Kapolres Empat Lawang Pimpin Langsung Sertijab

Ia menikah lagi dengan perempuan asal Boyolali. Anaknya yang sulung sekolah SMP di Masjidilharam. Tiga lainnya masih SD di Sekolah Indonesia di Jabal Nur, Makkah. Yang bungsu belum sekolah.

BACA JUGA:Peluncuran Pilwako di Pagar Alam, KPU Sebut Telan Anggaran Segini

Sengaja ia sekolahkan semua anaknya di SD Sekolah Indonesia agar memiliki bahasa dasar Bahasa Indonesia. Juga agar bisa menulis latin dari kiri ke kanan. 

 

"Biar hafal Pancasila dulu baru hafal quran," kata Ahmad. "Alhamdulillah yang SMP sudah selesai hafalan qurannya," sambungnya.

 

Di Makkah, Ahmad mendirikan lembaga edukasi Hashanah Makkah. Melayani jamaah haji dan umrah yang ingin tour melihat fasilitas Masjidilharam dan mengikuti jejak sirah di sekitar Masjidilharam.  

 

Lembaga itu kini berubah menjadi Sekolah Muthowif Indonesia (SMI). Suah ada empat kelas pesertanya. Pada musim haji ini ada 800 jamaah haji yang mengikuti program jejak sirah. Singgah ke rumah Abu Bakar As-Sidiq, Rumah Rasulullah, Istana Raja, hingga rumah Siti Khadijah. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan